SG-KL Trip Part 3: Keliling KL dan Putrajaya (+ Itinerary & Budget)

Baru dari KL tahun lalu, jadi nggak terlalu ngoyo untuk jalan-jalan. Menurutku pribadi, KL itu kayak Jakarta. Menarik sih, tapi ya lebih ke wisata perkotaan…

by 

Baru dari KL tahun lalu, jadi nggak terlalu ngoyo untuk jalan-jalan. Menurutku pribadi, KL itu kayak Jakarta. Menarik sih, tapi ya lebih ke wisata perkotaan aja. Destinasi utama di dan sekitar KL seperti Petronas Twin Tower, Batu Caves, bahkan Melaka, sudah pernah didatangi. Kemana lagi ya yang seru? Pilihanku pun jatuh pada Putrajaya! Dan kulineran di KL tentunya.

Temple-hopping around KL is not disappointing

DAY 4

BUNK & BILIK HOSTEL IPOH

Waktu browsing penginapan sebelum berangkat, aku happy banget ketemu Bunk & Bilik ini. Newly renovated, beautiful interior, and very affordable!

Jenis kamarnya ada banyak. Baik private maupun hostel bunkbed. Aku ambil yang private, karena yang private aja udah murah! Harga kamar Superior Queen Window per malamnya kurang lebih MYR 60 (sekitar Rp 215.000,-).  Fasilitas kamarnya ada kamar mandi pribadi, TV, mini fridge, electric kettle with coffee and tea, hair dryer, serta free sandwich for breakfast. Kalau ditotal, harga menginap disini 3 malam lebih murah dari harga menginapku semalam di SG. Bhaiq. Karena semurah ini dan masih baru, aku nggak terlalu bisa ngeluh soal jauhnya.

Common area untuk ruang bunkbed

Free sandwich for breakfast
Rooftop area
Common bathroom untuk ruang jenis bunkbed hostel

Kekurangannya apa? Agak jauh dari tengah kota. Untuk akses kereta ke tengah KL harus naik Komuter, dan jamnya cukup jarang-jarang. Aku sempat nunggu 45 menit di stasiun karena kelewatan kereta ke KL! Meski begitu, lokasinya nggak terlalu jauh dari Batu Caves, ideal kalau kamu punya itinerary kesana. Kalau kalian menginap dengan banyak teman, patungan naik Grab ke tengah KL nggak mahal kok.

Satu komplain dariku selain lokasi yang nggak di tengah kota adalah ketika aku check in aku masih diminta membayar tax sekitar 30 MYR (10 MYR per malam) dan deposit. Soal deposit aku tidak masalah karena memang banyak hotel di negara ASEAN masih meminta deposit saat check in. Tapi soal tax, aku lumayan kaget karena ditagih lagi. Padahal aku sudah membayar full via Agoda dan tertulis tax included. Karena terlalu capek belum ketemu kasur seharian akhirnya aku tidak komplain sih ke staff-nya. Jika ada yang punya pengalaman seperti ini juga di hotel di Malaysia, bisa komen di bawah ya!

Stasiun terdekat dari Bunk & Bilik Ipoh adalah Komuter Batu Kentonmen.

DAY 5

Rencana awal kami sebenarnya adalah ke Colmar Tropicale di Berjaya Hills. Tapi entah kenapa dari kemarin browsing dan ragu karena review-nya jelek. Banyak yang bilang tempatnya tidak terawat dan nggak banyak aktivitas yang bisa dilakukan. Padahal tiketnya tidak murah. 50 MYR (sekitar Rp 200.000,-) per orang, termasuk shuttle PP dari Berjaya Times Square. Akhirnya kami skip karena merasa kurang worth it.

Uangnya kami alokasikan untuk makan saja lah! Hahaha.

 

TG’S NASI KANDAR

Aku termasuk pecinta masakan India. Kebetulan travelmate-ku doyan masakan India juga, jadi kami langsung menargetkan di KL harus makan makanan India! Bahagianya jalan sama travelmate yang satu selera makan. Dulu pernah ajak teman segeng nyobain restoran India di Singapore, dan semua pada gak doyan kecuali aku! Malah ada yang sampai diare segala. Haduh.

Setelah browsing di TripAdvisor, ketemulah TG’s Nasi Kandar di Bukit Bintang. Ranking-nya tinggi di TripAdvisor, dan yang penting masuk kategori Cheap Eats! Alias murah meriah untuk backpacker, dan buka 24 jam!

TG’s Nasi Kandar. Buka 24 jam!
See? Pengunjungnya kebanyakan bule

Menu TG’s sangat ‘selera internasional’ sih dan bukan Indian cuisine yang rumit. Contohnya seperti roti naan, roti canai, tandoori, masala, briyani, murtabak, dan lain-lain. Pengunjungnya kebanyakan foreigners, karena lokasinya juga di tourist area yaitu Bukit Bintang.

Lamb Masala with Roti Canai (my personal favorite!) dan Briyani Rice with Lamb

Rasanya? ADUH ENAK BANGEEET! Favoritku adalah lamb masala dengan roti canai. Untuk berdua makan dengan minum habis sekitar MYR 20 aja (sekitar Rp 70.000,-). Next time, mau nginep di Bukit Bintang aja lah biar bisa makan disini setiap hari hahaha. Terbukti 4 hari di KL kami kesini 4 kali. Bahkan disempet-sempetin sebelum ke airport pulang!

BUKIT BINTANG

On the way ke TG’s Nasi Kandar dengan bantuan Google Maps, kami nggak sengaja menemukan gang warna-warni di Bukit Bintang! Dicatnya juga rapi dan mural-nya niat. Aku tahu di Indonesia lagi banyak muncul kampung warna-warni sejenis. Though it is just a street and not a whole kampong, but this area in Bukit Bintang is very well done and Indonesia should take note from this!

Colorful part of Bukit Bintang
Murals
Semoga gak ada yang tega vandalisme di tembok secantik ini ya walau gak ada petugas yang jaga!

Untuk yang mau kesini, coba cari Melange Hotel Bukit Bintang di Google Maps karena dekat sekali dari situ.

Gang warna-warninya memang ‘sembunyi’ nyelip di area Bukit Bintang

JALAN ALOR

Jalan Alor terkenal akan kuliner malamnya. Aku sudah pernah kesini waktu lalu tapi belum sempat cobain makanannya. Berbekal review di internet, akhirnya memilih untuk makan Thai food di resto bernama Beh Brothers.

Jalan Alor’s crowd at night. Sorry for the blurry picture, took it with phone only cause I drained my camera battery.

Rasanya nggak terlalu istimewa sih. Mungkin kami salah menu? Bukannya nggak enak, hanya biasa aja.

Yang kocak, di Beh Brothers ini kebetulan waiter dan waitress-nya orang Indonesia. Dan 2 waitress sempat berantem teriak-teriak pakai bahasa Jawa! Sampai akhirnya keluar kata “K**T*L!” dan kami berdua cuma bisa lirik-lirikan awkward sambil nahan ketawa.

DAY 6

KL TO PUTRAJAYA

Transportasi dari KL ke Putrajaya selain dengan mobil pribadi menurutku lumayan sulit (dan mahal). Setelah browsing mendalam, ada bus menuju Putrajaya tapi ganti bus beberapa kali dan muter-muter. Ribet deh!

Termudah dan termurah adalah dengan kereta KLIA Transit yang nggak murah-murah banget. Pilihan lain adalah dengan Grab, yang bisa jadi murah kalau patungan berbanyak orang.

Awalnya kami mau tetap naik bus tapi menyerah karena sudah keliling terminal Pasar Seni dan nggak nemu bus ke Putrajaya. Daripada bercapek-capek diri, kami pilih naik KLIA Transit. Lebih mahal tapi tinggal duduk manis.

Kami naik KLIA Transit dari KL Sentral menuju Stasiun Putrajaya. Harga tiketnya RM 14 (sekitar Rp 50.000,-).

KLIA Transit to Putrajaya
KLIA Transit Fares

Sesampai di Putrajaya, tinggal lanjut order Grab ke tujuan. Tersedia taksi juga di stasiun.

Untuk kembali ke KL pun tinggal menggunakan rute yang sama sebaliknya: Grab/taksi ke Putrajaya Station, lalu KLIA Transit ke KL Sentral. Jadwal kereta bisa mengecek di Google Maps.

Grab jadi andalan untuk keliling Putrajaya

ASTANA MOROCCO PUTRAJAYA

I have mixed feelings toward this place. Tempat ini cantik tapi tidak terlalu besar. Astana Morocco erupakan bangunan kenang-kenangan dari pemerintah Moroko untuk Malaysia. Lokasinya di dalam area Putrajaya Botanical Garden.

The entrance

Berhubung belum kesampaian ke Moroko, aku memang pengen kesini. Tapi begitu sampai disini, ternyata area yang di dalam nggak boleh difoto! Ada fee seharga jutaan kalau untuk photoshoot di dalam. Bete. Padahal nemu beberapa orang di Instagram bisa foto-foto disini. Kemungkinan lagi mujur aja dapat penjaga yang baik membolehkan foto sedikit, ataupun curi-curi foto. Temanku ada yang sempat kesini setelah aku dan dia bisa foto di dalam sana. Begitu kutanya, dia cerita dia diijinkan foto sedikit setelah bujuk manis ke petugas. Yah, mungkin aku apes aja.

Sneak peek area dalam yang nggak boleh difoto itu. Huh.

Untungnya area luarnya tetap cantik sih dan gratis. Area dalam yang ada tiketnya. Mau kesini lagi gak lain kali? Hmm kayaknya enggak.

PUTRAJAYA MOSQUE

This pink mosque is everything! Selain memang bangunannya yang manis dan bernuansa magenta, beda dari kebanyakan masjid lainnya, Putrajaya Mosque sangat siap untuk turis.

Pink mosque!

Ini kali pertamaku menemukan masjid yang menyediakan peminjaman jubah atau robe untuk pengunjungnya. Jadi meskipun tidak sesuai dresscode, pengunjung tetap bisa masuk ke area masjid! Yay! Area dalam masjid pun boleh dimasuki, kecuali oleh perempuan yang sedang datang bulan atau menstruasi. Tiket masuk kesini dan peminjaman jubahnya gratis!

Antrian peminjaman robe

Syahdu

Even the interior is this beautiful!

I really recommend Putrajaya Mosque to all of you who is looking for a destination a little outside of KL!

DAY 7

THEAN HOU TEMPLE

Salah satu destinasi favorit selama di KL, Thean Hou Temple! Sebagai temple-hoppers, aku nggak nyangka KL punya temple yang lokasinya di tengah kota dan sebagus ini.

Merupakan salah satu temple populer di KL untuk upacara-upacara keagamaan, tapi masih tergolong anti-mainstream untuk turis. Tidak ada tiket masuk alias gratis.

Tidak ada akses transportasi umum untuk ke Thean Hou Temple. Paling mudah adalah dengan Grab (fare-nya sekitar MYR 5) atau taxi dari stasiun KL Sentral.

 

The oriental vibe is strong here

 

TO KLIA2 AIRPORT

Saatnya pulang! Kalau sudah sering ke KL pasti tahu kalo KLIA itu lokasinya agak jauh dari tengah kota, sekitar 1 jam dengan mobil/bus. Tercepat menuju airport adalah dengan kereta KLIA Ekspres, fare-nya MYR 55 (sekitar Rp 200.000,-) untuk one-way. Terasa mahal kalau dibandingkan tiket pesawat KL-Jakarta kami yang cuma Rp 400.000,- per orang.

KLIA Ekspres Fares

Sejak pertama kali ke KL, aku sudah langganan naik bus Star Shuttle dari terminal Pudu Sentral (Puduraya) untuk bolak balik ke KLIA. Terminal Pudu Sentral ini dekat sekali dari Petaling Street (Chinatown), nggak terlalu jauh juga dari Bukit Bintang.

Harga tiket one-way dari Terminal Pudu Sentral ke KLIA adalah MYR 12 (sekitar Rp 45.000,-). Bus-nya full AC dan nyaman. Jika mau turun di KLIA 1 atau 2 tinggal dengarkan komando dari supir karena bus-nya.

Menunggu datangnya bus ke KLIA di Pudu Sentral

Untuk jadwal lengkap dan tarif Star Shuttle ke KLIA bisa cek disini.

RESUME ITINERARY BUDGET DAY 4, 5, 6, & 7:

 

  1. Perhitungan di atas untuk 2 orang (2 pax)
  2. SGD adalah hitungan dalam Malaysian Ringgit, dan IDR untuk perkiraan dalam Rupiah (dengan asumsi 1 MYR = IDR 3.600)
  3. Trip di atas dilakukan pada bulan Juni 2018
  4. Belum mencakup budget belanja, makan, dan jajan-jajan sampingan

 

22 comments

  1. This is such a lovely post bout my country! Thanks dear for visiting and loving KL, i do hope you guys would come bck again n again! Haha of coz there are so much more bout Kuala Lumpur, perhaps local can help u (hehe which is me!) Happy travel!

    1. Hello Suzai! I love KL very much and planning to visit again because I heard a lot of new cool places there hahaha! Wow, I’ll keep that in mind next time I’m visiting KL, please be my guide! I believe locals have the best suggestions! 😀

  2. Hi Jen,
    Untuk tax hotel di Malaysia memang peraturan baru. Jd turis dikenakan tax per malam 10RM. Rumornya malah mulai tahun depan akan ada tax baru di airport untuk turis.

    1. Hi Monce!
      Wah, makasih banyak ya infonya. Berarti mulai sekarang kita harus siapin extra yaa kalau mau nginep di hotel KL 🙁 aduh, moga-moga rumornya salah ya hahahaha

  3. Kalau penitipan koper di deket berjaya time square dimana ya mba? Karena perkiraan sampai bts jam 5 pagi, mau langsung jalan ke batu caves tapi ribet kalau geret2 koper. Thanks infonya mba

    1. Kurang tahu mba. Kalau bukan hotel, tempat penitipan koper juga jarang yang sudah buka sepagi itu. Mending cari penginapan dekat Berjaya Times Square saja dan titip disana. Walau masih check in siang nanti, biasanya tetap boleh titip koper dulu.

  4. Hallo mba, untuk mslh tax tambahan itu memang per September 2017 (kalau ngga salah) akomodasi di Malaysia mengharuskan wisatawan asing membayar pajak wisatawan 10RM per malam. Itu di luar biaya hotel kalo kita booking online. Jd memang dibayarkan lgsg ketika check in. Cuma anehnya, November kmrn aku ke sana, aku udh prepare budget buat tax ini, tp malah ngga ditagih.. haha kalau mba pesen via booking.com akan ada pemberitahuan info ini di bagian informasi penting. Just share yaa.. oiyaa btw aku jatuh cinta sama putrajaya 🙂

    1. Terima kasih sharingnyaa! Berarti amannya sekarang harus siapin 10 RM per malam ya. Wah, udah ke Putrajaya juga? Bagus ya, walau lumayan jaraknya dari KL hehe

  5. Mba, any suggestion for me yg pertama kali ke Malaysia/KL, setelah dtg subuh/pagi hari dr sing via darat, bisa kemana saja ya. Oh ya rcn plg malam harinya pswt dr KL 20.25. Thx u b4.

  6. mba jennifer..makasi infonya..niat k putrajaya mau pakai grab aja dari bukit bintang tmpat nginep..karena sorenya kita mau k Ipoh..tapi susah ga mba dapet grab lagi dari putrajaya atau tempat morocco itu ke bukit bintang lagi
    makasi

    1. Gampang kok cari Grab disana. Aku cuma book untuk sekitar Putrajaya sih, tapi kayaknya nggak akan susah cari Grab ke Bukit Bintang pun karena rutenya sebetulnya gampang naik semacam tol gitu.

  7. hi kak jen, mau tanya, kak jen kan pake wifi jd ga ganti simcard di KL, untuk pesan grab apa mrka mau terima karena yg order bukan dari no hp Malaysia?

  8. exactly my experience with Bunk n Bilik Ipoh!!!! mana lagi gak bawa ringgit banyak-banyak untung ada grabcar. Tapi memang enak penginapannya tapi pas kesana April 2018 lagi ada proyek di jalan depannya.

    1. Di masa serba cashless gini ribet ya kalo mendadak diminta uang cash haha. Aku juga kalo keluar negeri sukanya nuker duit pas-pasan aja. Bunk n Bilik Ipoh best sih tempatnya cuma jauh aja kalo naik kereta. Kalo pake kendaraan pribadi or Grab sih okee

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected!