X

Thailand Trip Part 1: Hari Pertama di Bangkok ( + Itinerary & Budget)

Sebelum trip ke Bangkok beberapa hari lalu, aku browsing gila-gilaan untuk persiapan trip! Beruntung banget karena banyak blogger Indonesia yang nulis tentang liburannya ke Bangkok dalam bahasa Indonesia. Aku juga bacain blog dari luar sih, tapi entah kenapa kalo baca tulisan dalam bahasa Indonesia bisa lebih relate hehehe mungkin karena destinasi-destinasi yang didatengin juga lebih mirip.

Karena itu, untuk blogpost tentang trip Thailand, akan aku tulis dalam bahasa Indonesia. Dengan harapan bisa lebih mudah dibaca untuk kalian yang mau liburan ke Thailand dan butuh info. Yay! 😀

Let’s start the trip story!

Asiatique Riverfront at night.

DAY 1

1. AIRPORT RAIL LINK TO THE CITY

Perjalananku dari Jakarta ke Bangkok adalah via Garuda Indonesia, dan landing di Suvarnabhumi Airport, Bangkok. FYI, Bangkok punya dua airport yaitu Suvarnabhumi dan Don Mueang. Kebetulan travelmate aku kali ini naik AirAsia, dan dia landing di Don Mueang. Jadi kita pisah airport dan meet up langsung di hostel kita dekat Victory Monument.

Suvarnabhumi adalah airport yang lebih baru dari Don Mueang, dan akses ke kotanya menurut aku lebih oke karena dia terkoneksi dengan Airport Rail Link (ARL) yang bisa membawa kamu langsung ke tengah kota dengan cepat. Harga tiket ARL tergantung jarak, dan karena hotelku di daerah Victory Monument, aku turun stasiun paling ujung yaitu Phaya Thai Station. Tiketnya 45 Baht (sekitar Rp 18.000,00).

Tiket ARL bisa kamu beli via Klook.com. 

Tiket ARL dari Suvarnabhumi Airport
Rute Airport Rail Link dari Suvarnabhumi Airport sampai stasiun terujung Phaya Thai.

Phaya Thai Station ini juga connect dengan BTS jadi kalo kamu mau cus ke area lain via BTS juga bisa transit di Phaya Thai Station ini. ARL ini menurutku nyaman banget, adem, dan cukup luas jadi oke kalopun kamu geret-geret koper. Keretanya ada setiap 30 menit, mulai dari jam 6 pagi hingga midnight.

Karena sendirian, dan hotelku pun walking distance dari Phaya Thai Station, jelas aku lebih prefer naik ARL ini karena murah dan efisien waktu. Tapi, kalo hotelmu jauh dari station, bareng temen-temen, bisa pilih taxi atau Uber biar bisa patungan. Berdasarkan browsing sih harganya rata 300 Baht (sekitar Rp 120.000,00) dari Suvarnabhumi Airport ke area-area di Bangkok. Perlu dicatat kalo Bangkok itu macet, semacet Jakarta, jadi tetep sih aku prefer ARL. Secara keretanya nyaman banget, dan kalo naik langsung dari airport biasanya pasti dapet duduk.

Keretanya bagus dan nyaman. Oke buat kamu yang bawa-bawa koper juga karena lumayan luas keretanya.

Kalo kamu mendarat di Don Mueang Airport, sayangnya gak ada ARL. Tapi di Don Mueang tersedia bus ke tengah kota juga kok. Untuk ke Victory Monument, bisa naik bus nomor A2 seharga 30 Baht (sekitar Rp 12.000). Lebih murah, tapi kamu harus siap sama traffic Bangkok yang 11-12 deh sama Jakarta kalo rush hour.

2. THE MOTLEY HOUSE

Di Bangkok hari pertama, aku stay di The Motley House. Alasan aku pilih The Motley House adalah karena dia deket banget dari Phaya Thai Station yang merupakan stasiun turun ARL, dan karena pertimbangan aku mau ke Hua Hin di hari kedua.

Fyi, van dan bus ke Hua Hin dulunya ada di Victory Monument (700 m dari The Motley House) tapi sudah dipindah sejak pertengahan 2016 lalu. Apesnya aku adalah aku dapet info tersebut dari blog yang ditulis sebelum pindahan. Setelah aku booking The Motley House, eh baru aku baca lagi blog lain yang bilang kalo van-van udah dipindah! Pffft.

Tapi worry not sih, karena ternyata terminal baru untuk ke Hua Hin lokasinya itu jauh dari tengah kota, jadi aku gak rekomen untuk nginep deket sana juga. Lagipula The Motley House ini adalah pilihan yang tepat (mengambil tagline mbak-mbak Pizza Hut), karena lokasinya deket stasiun turun ARL dan BTS.

The humble lobby.
The oldies style interior, me likey!
All rooms are using key-card door so their safety is on point.
Simple classic style interior.
This is how my room looked like. Foto dari Agoda website karena aku tepar tidur begitu sampai hostel dan kamarnya berantakan deh, sorry! :p

Aku tipe orang yang nggak rewel tidur dimana aja, tapi rewel kalo soal kamar mandi atau toilet! Hahaha. Jadi setiap browsing hotel, aku selalu kepo lebih ke kamar mandinya. Karena trip kali ini backpacker style, tentu dong carinya hostel, dan hostel biasanya hanya punya shared bathroom. Makin-makin lah aku picky pilih hostel, karena males dong kalo shared bathroom nya jorok? Ada nih hostel lucu tidak jauh dari Phaya Thai Station juga, famous di Instagram karena gemes buat foto, tapi pas liat foto shared bathroom-nya dan baca beberapa review, aku ilfil 🙁

Jadilah alasan kedua booking The Motley House adalah karena foto kamar mandinya bagus (please forgive me. Can’t help, I’m picky about the place where I have to take my clothes off!). And I don’t regret it at all. Kamar mandinya bersih dan cantik juga interiornya. Ada air panas juga.

The Motley House ini, kalo aku boleh sotoy, dia semi hostel. Kamarnya private, tapi shared bathroom. Menurut aku good deal banget, harganya hanya sekitar Rp 300.000,- per malam, tapi kamarnya private, pake AC, ada TV (channel-nya cable pula, gak cuma lokal), ada kulkas pribadi juga di kamar. Shared bathroom nya pun  dipisah antara cewe dan cowo (penting, karena aku pernah mandi di hostel Singapore yang bathroom campur, kunci pintunya ada yang rusak dan hampir dibuka sama cowok! Duh!).

Satu hal yang aku agak tidak biasa (dan males) adalah harus ribet copot dan titip sepatu di rak tiap masuk area hostel. Dan ternyata ini pun terjadi di hostel-hostel selanjutnya sih. Jadi, mungkin ini emang kultur di Thailand (preventif biar lantai gak kotor juga mungkin).

Setelah check in di The Motley House, langkah selanjutnya adalah cari makan dan cari SIM card lokal!

3. BUYING LOCAL SIM CARD

Kalo kalian baca post-post lainku di blog, pasti tahu kalo aku anaknya bergantung Google Maps banget. Jadi SIM card lokal (atau pocket wifi) itu wajib. Posting update di social media bisa entar aja nunggu wifi gratis, tapi cari jalan atau rute itu hukum yang terutama. Cari SIM Card lokal di Bangkok itu gampang banget, bisa beli di airport ataupun di 7-Eleven. Aku beli tourist SIM Card merk True Move di 7-Eleven dekat The Motley House. Harganya 299 Baht (sekitar Rp 120.000,-) berlaku untuk 7 hari, unlimited internet (max speed up to 1.5 GB usage), dengan credit 100 Baht untuk telfon dan SMS.

Tourist SIM Card merk True Move, 299 Baht untuk 7 hari.

SIM Card yang aku beli ini langsung tersedia 3 in 1 size (standard, nano, atau micro), tinggal ‘dipotek’ sendiri sesuai kebutuhan. Jadi kamu gak perlu bingung butuh alat pemotong seandainya handphone kamu pakai nano SIM Card ataupun ukuran lain. Tinggal dijadiin personal hotspot deh kalo mau dipake beramai-ramai. Aku pribadi lebih prefer SIM Card lokal dibanding pocket wifi, supaya kalau pesen Uber/Grab, driver bisa telfon ke nomor kita.

4. BOAT NOODLES @ VICTORY MONUMENT

Berdasarkan browsing mendalam juga, terutama mengenai kuliner Thailand, aku terjerat oleh vlog Mark Wiens (wajib nonton vlog-vlog mas ini kalo ke Thailand! He’s one of my fave culinary vloggers!) tentang boat noodle di Victory Monument. Jadilah menu makanan pertama di Bangkok adalah Boat Noodles di Victory Monument, dicapai dengan jalan kaki saja dari The Motley House menggunakan Google Maps.

Banyak tenant boat noodles di Victory Monument, tapi yang paling terkenal yang ini. Cari aja yang mas-masnya baju oren-oren.
Ruangannya ada banyak, bisa indoor bisa outdoor. Aku pilih yang indoor biar sekalian ngadem.

Boat Noodle menurutku cukup unik. Mangkoknya kecil-kecil, jadi disini kamu memang kudu pesen banyak porsi, dan nanti mangkoknya tumpuk-tumpuk deh kalo sudah habis hehe. Rasanya kayak berlomba-berlomba tinggi-tinggian tumpukan mangkok sama pelanggan lain.

6 mangkok pertama sebelum akhirnya pesan 6 mangkok lagi.

Kamu bisa pilih noodle soup with beef atau pork, dan juga bisa pilih jenis mie-nya disini (ada 6 jenis mie! Ada yang tebal, tipis, lebar kayak udon, dll. Jangan khawatir karena mba nya akan kasih kamu kotak kecil isi sampel mie kok, jadi kamu tinggal tunjuk aja.) Harganya cuma 12 Baht per mangkok (sekitar Rp 4.800,-). Murah banget kan? Kemarin makan berdua pesan 12 mangkok aja kami kenyang banget.

5. ASIATIQUE RIVERFRONT

Dari Victory Monument, plan selanjutnya adalah menikmati malam di Asiatique Riverfront. Rutenya adalah melalui BTS dari Victory Monument, turun di Saphan Taksin station. Jalan kaki sedikit ke Sathorn pier, cari signage Asiatique, dan disitulah ada boat gratis khusus untuk pengunjung Asiatique Riverfront.

Asiatique Riverfront ini sebenarnya adalah pusat perbelanjaan dan kuliner berkonsep open space, lokasinya persis di pinggir sungai Chao Phraya. Asiatique ini salah satu destinasi touristy sih, karena pas disana pun aku lihat pengunjungnya kebanyakan bukan orang lokal. Selain bisa belanja dan kuliner, Asiatique terkenal akan Calypso Cabaret Show-nya. Aku pribadi masukin Asiatique ke itinerary sih untuk nyobain Mango Tango sekalian naik boat gratisnya menyebrangi  sungai Chao Phraya hehe. Ke Asiatique bisa dicapai naik mobil, tapi kebanyakan turis lebih pilih rute naik boat karena jelas lebih seru dan unik.

Pemandangan dari boat menuju Asiatique. Blur karena boat-nya goyang dan fotografer lagi males nyetting.
The iconic ferris wheel of Asiatique.

MANGO TANGO @ ASIATIQUE

 

Banyak banget review yang aku baca mengenai mango sticky rice di Mango Tango, Bangkok. Ada yang bilang enak banget luar biasa, ada pula yang bilang overrated dan biasa aja. Akhirnya aku pun nyobain dan bisa punya kesimpulan sendiri. Pendapatku? ENAK BANGET ASTAGAAAA.

Mango Tango with extra sticky rice. Mencakup mangga, puding mangga, mango sorbet, dan tentunya sticky rice.

Harga untuk mango sticky rice di Mango Tango adalah 185 Baht (sekitar Rp 75.000,-), dan disini tiap orang harus order minimum 1 item, jadi jangan harap bisa dateng berbanyak terus patungan pesen satu ya! Kemarin aku berdua pesan Mango Tango Extra Sticky Rice dan Mango Smoothie 100 Baht (sekitar Rp 40.000,-), jadi total damage di Mango Tango adalah 285 Baht (sekitar Rp 115.000,-).

Benar seenak itukah Mango Tango? Well, aku kemarin pergi di bulan Juni, dan denger-denger bulan April-Juni itu memang bulan dimana mangga di Thailand itu lagi enak-enaknya, so I guess I was very lucky. Pendapatku Mango Tango itu memang overall enak, buah mangganya manis, puding dan es krimnya enak, sticky rice nya juga yummy (walau mungil banget). The only downside is maybe the price. Dan itu karena keesokan hari aku beli mango sticky rice randomly di pasar malam hanya dengan 50 Baht alias cuma Rp 20.000,- doang, sepertiga harga Mango Tango, dan itu juga ENAK BANGET dengan porsi mangga dan sticky rice yang lebih banyak (tanpa puding dan es krim kayak Mango Tango ya).

Tapi aku rasa nggak adil sih ngebandingin harga makanan di restoran yang juga jual suasana dengan makanan yang takeaway di pasar. So I guess it really depends on your budget and taste. And luck! Karena malam terakhir di Bangkok aku beli mango sticky rice randomly di Khaosan Road dan gak enak! Huhu.

Rute pulang dari Asiatique Riverfront, sama dengan berangkat tadi yaitu via boat gratis Asiatique ke Sathorn Pier, lanjut BTS dari Saphan Taksin ke Phaya Thai dan jalan kaki ke The Motley House.

That’s it for the day 1 in Bangkok. Next post adalah hari ke-2 dimana aku akan berangkat ke Hua Hin!

RESUME ITINERARY & BUDGET DAY 1:

P.S. :

  1. Perhitungan di atas untuk 2 orang (2 pax)
  2. THB adalah hitungan dalam Baht, dan IDR untuk perkiraan dalam Rupiah (dengan asumsi 1 Baht = Rp 425,-)
  3. Trip di atas dilakukan pada bulan Juni 2017

 

anandary: I wander and wonder

View Comments (80)

  • Wah komplit sekali penjelasannya kak ke thailand jadi pengen balik lagi kesana

  • Hai Kak,
    Mau tanya dong, untuk antisipasi begpacker di Thailand kan turis diminta menunjukkan kalau punya 20.000 Baht dalam bentuk tunai. Kalau ga punya, lalu nekat berangkat, brarti ga dikasih 'masuk' dong dengan pihak imigrasinya?
    Itu semacam keharusan kah atau bisa kita jelaskan ke imigrasi dengan menunjukkan itinerary kita selama ngetrip kemana aja, hotel udah dibooking dimana aja, dan mgkin dengan tunjukin bookingan tiket pulang?
    Mohon infonya dong kak, setau kakak gimana sih, plan sih Desember 2019 kesana, tp kayaknya ga dengan tdk membawa 20.000 Baht tsb.
    Makasih.

    • Peraturan itu jarang diterapkan untuk pemegang paspor ASEAN kok. Biasanya turis Indonesia lancar aja. Kecuali border land (perbatasan darat), kadang suka dicek.

  • Halo kak Jennifer! Beberapa minggu yang lalu aku trip ke Bangkok dan menemukan blog kk. Sangat membantu sekali informasinya. Sampai-sampai aku juga backpackeran ke Ayutthaya! Semoga tetap menginspirasi yah kak!

    Oh iya, sebenarnya aku juga hobi nge-blog sedari tahun 2012, tapi baru-baru ini aktif lagi. Aku juga nulis blog tentang trip di Bangkok, meskipun ngga se lengkap kk. Mungkin kalau kk/teman2 sempat bisa mampir ke blogku ya hehehe
    http://prameslancholy.blogspot.com/2019/07/trip-ke-thailand-part-1-kena-scam.html?m=1

    http://prameslancholy.blogspot.com/2019/07/trip-ke-thailand-part-2-BTS-JimThompson-streetfood.html?m=1

    Terima kasih kak Jen, karena sudah bikin aku termotivasi untuk nulis blog dan ambil foto pas aku ngetrip. Sukses selalu untuk kakak!

    Salam dari Bali:)

    • Hi, Laksmi! Seneng deh baca kalo kamu start nulis lagi. Semoga bisa rajin terus yaa!

  • hi kak, baca blogmu jadi mau ke bangkok. detailnya bagus, membawa kita kayak seakan2 ikut trip ke bangkok wkwkwk. BTW, dulu kakak booking The Motley Housenya dari APP apa ya? kemarin aku cek di trip.com lumanyan murah 200san tp aku baca lagi klo app trip.com agak gak bagus. hehe mohon sarannya kak, thankyouu dan ditunggu blog Vietnamnya!

    • Terima kasih! Seneng dengernya kalau tulisanku berasa bikin ikut liburan hehehe. Aku book Motley House via Agoda. Aku belum pernah book hotel via trip.com sih tapi pernah beli tiket pesawat lewat sana. Aman kok, cuma waktu itu agak lama dikirim e-ticket nya, setelah beberapa jam baru dikirim. Selain itu aku aman aja sih pakai trip.com

  • Gara-gara liat postingan di insta story kakak jadi dehh mampir kesini. taunya udh tulisan tahun 2017 hiii
    lengkap banget infonya, semoga lain kali bisa liburan ke Bangkok :)

  • kak, kalo ke bangkok sendirian umurnya under 18 bisa lewat ngga? soalnya dulu saya ke singapore (sama guru, teman-teman)pake ferry dari batam, di imigrasi batam kami yang under eighteen gak bisa lolos ,karena pada ngga sama orangtua perginya, terus guru saya ditahan/diintrograsi/disuruh isi ernyataan atau apa ( kurang jelas juga) selama 15menit...

    • Asal jelas paspornya, identitasnya, akan tinggal dimana, tujuannya, ada kontak orang tua yang bisa dihubungi, uang cukup, tiket pulang juga ada, biasanya nggak masalah. Saya pernah traveling under 17 ke Hong Kong sendirian nggak masalah kok. Tapi balik lagi keputusan ada di petugas imigrasi disana ya

  • Hallo, Kak. Membantu banget buat aku yang belum pernah ke Bangkok dan emang pengen banget ke sana. Salam kenal

  • Hallo, ada yg mau ke Thailand tanggal 27 April tahun ini? Rencana dari Jakarta ke Phuket transit di Singapura, dari Phuket baru ke Bangkok.
    Kalau ada please email 94reno@gmail.com

  • Halo, aku dah baca part 2 nyaa. Sooo exciting. Kumau kesana sama suami dan anakku. Oiya, kl ke Hua Hin itu berarti memang harus naik bus ya?