Akhirnya berhasil mengunjungi salah satu negara bucket list-ku dari lama: Taiwan! Mungkin Taiwan belum jadi negara yang banyak dijadikan tujuan wisata orang Indonesia. But believe me, I had high expectation towards Taiwan. And from what I experienced there, it did not disappoint at all.
Pertama kali tahu Taiwan pastinya gara-gara serial TV Meteor Garden. Hype-nya di tahun 2000-an awal bikin aku yang saat itu masih SD menjadi notice, “Oh, ada negara namanya Taiwan.” Seiring waktu berjalan, aku juga sering menemukan Taiwan Instagrammers yang fotonya lucu-lucu banget. Serba colorful, wisatanya juga gemas-gemas. Belum lagi iming-iming kata orang kalau Taiwan itu jajanannya enak banget. Jadilah keinginanku untuk mengunjungi negara Taiwan makin bulat.
Maret 2019, tripku ke 4 negara Malaysia > Taiwan > Vietnam > Thailand pun dimulai. Malaysia sebenarnya hanya transit saja sih, tapi kami menginap 2 malam disana karena ada beberapa tempat yang ingin aku kunjungi. Lagipula, adikku yang jadi travelmate-ku belum pernah ke Malaysia sebelumnya.
Kami dapat tiket KL-Taipei dengan AirAsia Rp 900.000,- an one way. Lumayan murah menurutku, padahal belinya super mendadak hanya sekitar 2 minggu sebelumnya. Harga ini tanpa bagasi ya, hanya bagasi kabin 7 kg.
DAY 1
TAOYUAN INTERNATIONAL AIRPORT – TAIPEI
Flight dari KL pukul 7.40, kami mendarat di Taipei sekitar pukul 12.20. Masuk ke imigrasi Taiwan kami cukup membawa Travel Authorization Certificate (tidak perlu visa), lancar saja. Untuk info mengenai Travel Authorization Certificate ini silakan baca disini. Menyenangkan memang pergi ke negara yang visanya nggak ribet (dan gratis)!
Arrival Hall airport Taoyuan cukup lengkap, ada ATM, money changer, dan beberapa kafe. Aku mencoba tarik uang di ATM dengan kartu ATM BCA ku tapi gagal terus sampai 2x, entah kenapa. Akhirnya menukar beberapa ratus USD ke TWD di money changer. Memang kalau traveling kudu bawa USD, untuk mengantisipasi yang begini-begini. Di kota aku bisa tarik uang di ATM 7-Eleven.
TAIPEI MRT & EASY CARD
Seperti kebanyakan airport, airport Taipei juga lokasinya di pinggir kota. Untungnya dari airport sudah tersedia rute kereta menuju ke tengah kota, tepatnya ke Taipei Main Station.
Keliling Taipei paling murah, cepat, dan mudah adalah dengan MRT. Supaya gampang dan tidak perlu bolak-balik beli tiket single-journey, aku memilih untuk beli Easy Card. Easy Card adalah kartu yang bisa diisi uang dan saldonya bisa kita gunakan untuk naik kereta, bus, atau transportasi umum lainnya di Taiwan.Easy Card ini seperti Octopus Card di Hong Kong atau EZ Link Card di Singapore. Easy Card pun bisa dipakai untuk membayar di beberapa tempat contohnya di convenience store seperti 7-Eleven atau Family Mart. Aku sudah coba dan gampang tinggal tap aja.
Untuk airport transfer dan Easy Card aku membeli via Klook. Menghindari ribet, dan biasanya harganya lebih murah. Tinggal menunjukkan bukti booking ke counter Klook di Arrival Hall Taoyuan Airport, token untuk airport transfer dan Easy Card pun di tangan. Airport transfer harganya Rp 65.000,-. Easy Card harganya Rp 45.000,- (hanya harga kartu, perlu di top up).
Untuk rute MRT dari satu tempat ke tempat lain, aku mengandalkan Google Maps. Tiap naik turun dan transit MRT tinggal tap-tap Easy Card saja. Kalau saldonya menipis, tinggal di top up di stasiun. Selama di Taipei aku hampir tidak pernah naik bus karena MRT-nya sudah enak sekali dan lumayan menyebar ke tujuan-tujuan wisata utama.
INTERNETAN DI TAIWAN
Untuk koneksi internet, aku sewa travel wifi dari Indonesia yaitu JavaMifi. Harganya bisa dicek di website-nya, karena bergantung durasi. Bisa menghemat cost terutama jika berpergian dalam jumlah banyak karena bisa patungan. 1 travel wifi bisa dipakai hingga 5 gadget. Baterai-nya juga awet sampai 15 jam. Aku sudah mencoba dan sinyalnya stabil terus. Untuk sewa bisa langsung ke www.javamifi.com
Selain itu, kalian juga bisa purchase SIM Card lokal untuk internet di Taiwan melalui Klook. Kebetulan aku pakai travel-wifi dari Indonesia untuk trip kali ini karena pindah-pindah negara. Tapi kalau tujuan kalian hanya di Taiwan saja, aku suggest untuk beli SIM Card karena harganya lebih terjangkau. Saat aku ambil Easy Card, kulihat banyak customer lain yang beli SIM Card juga di counter Klook.
WOW XIMEN HOSTEL
Di Taipei kami menginap di WOW Ximen Hostel. Kami pilih WOW Ximen Hostel karena lokasinya strategis, tepat di tengah Ximending, area youthful yang penuh kuliner dan jajanan. Ximending ini seperti Myeongdong di Seoul atau Harajuku di Tokyo.
WOW Ximen Hostel berlokasi tidak jauh dari stasiun MRT Ximen, ada di lantai atas sebuah bangunan ruko. Kami menggunakan Google Maps, lumayan gampang sih menemukannya. Cuma memang mata harus agak ‘awas’ karena lokasinya nyempil. Patokannya persis di samping toko Etude House, lalu naik lift.
Kamarnya cukup enak, bunkbed-nya empuk, dan di tiap bunkbed-nya ada storage untuk menaruh barang. Tiap pintu kamarnya terdapat lock yang bisa dibuka dengan kartu, jadi cukup safe. Kamar mandinya juga bersih, air panasnya menyala dengan baik. Tersedia sarapan roti tiap paginya.
Kekurangannya, kalau malam lumayan berisik karena lokasinya satu gedung dengan tempat karaoke dan hiburan malam. Bayangin malam-malam mau tidur terdengar sayup-sayup lagu mandarin? Hahaha. Kalau kamu light sleeper, alias mudah terbangun atau susah tidur kalau lingkungannya berisik, lebih baik cari penginapan lain. Kami kebetulan lumayan ‘kebo’ dan udah cape juga jalan-jalan siangnya jadi gampang tertidur pulas. Saat kami menginap, harga WOW Ximen Hostel 1 malamnya sekitar Rp 175.000,- per orang.
RAOHE NIGHT MARKET
Malam pertama di Taipei, kami pun melakukan yang wajib kalau liburan ke Taiwan: KE NIGHT MARKET!
Banyak sekali pilihan night market di Taipei. Yang terbesar dan paling terkenal adalah Shilin Night Market. Ya, namanya mirip dengan merek snack Taiwan terkenal di Indonesia, Shihlin. Sayangnya Shilin Night Market lokasinya lumayan jauh dari hostel kami. Akhirnya kami memutuskan ke Raohe Night Market. Dari beberapa review yang kami baca, Raohe Night Market ini salah satu night market yang makanannya paling enak. Shilin Night Market boleh jadi paling luas, tapi katanya Raohe Night Market punya kualitas pilihan makanan yang lebih oke.
Dari Ximen MRT Station, naik MRT rute green line ke Songshan MRT Station sekitar 20 menit. Berjalan kaki sekitar 50 meter, sampailah di gerbang Raohe Night Market. Kami pun mulai memburu jajanan!
Orang-orang selalu bilang, kalau ke Taiwan wajib ke night market karena jajanannya juara. MAN, THEY ARE CORRECT! Kayaknya Taiwan jadi negara favoritku untuk jajanannya karena makanannya enak-enak banget, dan relatif murah. Mirip-mirip jajanan di Bangkok level murahnya. Kalau ke Taiwan, sisihkan uang yang banyak untuk budget makan dan jajan. Tidak akan menyesal!
DAY 2
CHIANG KAI SHEK MEMORIAL HALL
Salah satu landmark Taipei selain Taipei 101 adalah Chiang Kai Shek Memorial Hall. Untuk kesini gampang banget, tinggal naik MRT green line turun di MRT Chiang Kai Shek Memorial Hall Station. Jangan tiru aku yang baca blog pinoy dan sesat, malah nyasar! Padahal jelas-jelas ada stasiun Chiang Kai Shek Memorial Hall Station, gara-gara ngikutin blog orang malah nyasar. Huhuhu.
Aku cuma sekejap mengunjungi tempat ini, mungkin hanya 30 menitan karena mengejar waktu untuk ke Jiufen Old Street. Tapi Chiang Kai Shek Memorial Hall salah satu yang wajib dikunjungi karena merupakan icon dari Taipei. Kalau lihat souvenir Taiwan, pasti kebanyakan berbentuk Taipei 101 atau Chiang Kai Shek Memorial Hall.
JIUFEN OLD STREET
If you ever watched the Oscar-winning Japanese anime titled ‘Spirited Away’ by Studio Ghibli, then you will notice that the movie setting is very much inspired by this place Jiufen Old Street!
Detail mengenai cara ke Jiufen Old Street dari Taipei bisa dibaca disini.
Kaget juga saat pertama tahu Hayao Miyazaki, animator Jepang, terinspirasi dari sebuah tempat di Taiwan untuk film Spirited Away. Karena saat pertama aku nonton filmnya, nuansanya terasa Jepang ‘jadul’ banget. Ternyata area Jiufen ini memang dulunya dibangun oleh Jepang pada saat okupansi di Taiwan.
Jiufen Old Street ini penuh dengan toko-toko baik makanan, maupun souvenir. Areanya memang unik karena di bukit dan bertangga-tangga. I found this place is actually charming, but it was too packed with tourist. SERAME ITU! Kebanyakan turis Korea dan Jepang. Aku sempat Instastory juga seramai apa keadaannya saat aku disana. Mau foto di depan A Mei Teahouse, teahouse ikonik disana yang jadi inspirasi film Spirited Away, susah banget karena depannya lautan manusia.
TAIPEI 101
Taipei 101 adalah pemegang rekor World’s Tallest Building dari tahun 2004, sebelum akhirnya dikalahkan oleh Burj Khalifa Dubai di tahun 2010. Sampai tulisan ini ditulis, Taipei 101 adalah bangunan tertinggi keempat di dunia. If you are into skyscrapers, you can visit the observatory deck. Tiketnya bisa beli di Klook (see the link here). Harganya sekitar Rp 260.000,-. Bisa nyobain salah satu lift tercepat di dunia juga disana. Bayangin, naik lift ke lantai 89 hanya dalam 30 detik aja?
Taipei 101 ini di bagian bawahnya adalah shopping mall. Aku nggak kesana jadi nggak bisa cerita lebih banyak. Tapi disana ada restoran Din Tai Fung yang katanya enak banget. Boleh dicoba.
Kalau kalian ingin ‘foto bersama’ gedung Taipei 101, jelas jangan ke area gedungnya langsung karena pasti susah ambil fotonya. Salah satu pilihan spot populer untuk foto dengan background Taipei 101 adalah di Elephant Mountain. Untuk ke bukit ini harus hiking sedikit ya! Jadi siapkan stamina.
Karena aku anaknya malas hiking, jadi pilih opsi lain yang less mainstream. Kalian bisa naik MRT ke Xinyi Anhe Station, lalu jalan sedikit ke arah Taipei 101. Akan ada jembatan penyeberangan orang (JPO), dari situ bisa terlihat Taipei 101. Jembatannya cukup besar, dan saat aku kesana ada 1-2 fotografer juga yang lagi nongkrong ambil gambar.
XIMENDING
Balik ke hotel kami di Ximending, ternyata suasana masih ramai! Padahal weekdays. Kayaknya Ximending ini area yang sleepless.
Kalau nggak mau ke night market, bisa banget hunting jajanan di area Ximending ini.
DAY 3
MODERN TOILET RESTAURANT
Resto ini salah satu alasan kenapa aku ngebet pengen ke Taiwan. Namanya Modern Toilet.
Jaman aku masih SMP atau SMA, pernah baca artikel di majalah tentang restoran ini. Ya, restoran dengan tema toilet. Kebayang nggak sih? Dekorasinya dibuat mirip toilet, menu makanan dan minumannya tema toilet dan dibuat mirip kotoran. Huahaha!
Lokasinya dekat banget dari hostelku di Ximending, tinggal jalan kaki beberapa ratus meter. Must try!
P.S. BUBU CAFE
Okay, my fangirl side will start showing here.
Jadi, P.S. Bubu Cafe ini adalah cafe yang pernah jadi tempat syuting Meteor Garden. Kalau kalian ingat adegan Tao Ming Se kencan pertama resmi dengan San Chai, inilah kafe tersebut. Kafenya lumayan iconic karena mejanya berbentuk mobil-mobil gitu. Ini ada di episode 13 kalau di VCD Meteor Garden (AKU HAPAL LHO).
Kalau kalian fans Meteor Garden seperti diriku, wajib kesini. Restorannya masih mirip banget seperti di series padahal sudah belasan tahun lalu!
Makanannya juga enak. Kami kebetulan sudah makan siang, jadi hanya pesan dessert dan snack. Kami pesan pancake dan kentang goreng. Yum! We had the restaurant to ourselves that day. Tante owner cafe-ya juga ramah banget.
Untuk ke P.S. Bubu Cafe, bisa dengan MRT ke Shipai Station lanjut bus 601 atau Red 19 ke Tianmu 天母 (halte terujung). Supaya tidak kelewatan halte berhenti, pantau terus di Google Maps. P.S. Bubu Cafe-nya akan ada di sebelah kanan jalan.
Pulang dari P.S. Bubu Cafe, bisa naik bus yang sama namun dari arah sebaliknya ke MRT Shipai Station.
THSR TO TAICHUNG
Dari Taipei ke Taichung, kami memilih naik Taiwan High Speed Rail (THSR). Pengen nyobain shinkansen-nya Taiwan! Untuk naik THSR ke berbagai area di Taiwan, dimulai dari Taipei Main Station.
Tiket THSR kami beli di Klook. Tinggal book sesuai tanggal yang dimau, jam berangkatnya bebas kok. Cukup bawa print booking-nya ke counter tiket THSR beserta paspor. Pilih jam keberangkatan yang tersedia, tiket THSR pun di tangan!
Perjalanan dari Taipei ke Taichung dengan THSR memakan waktu 40 menit saja. Kalau naik bus bisa sekitar 2,5 jam. Keretanya enak, mirip banget shinkansen di Jepang. Jarak antar kursinya luas juga.
And we’re here in Taichung! See you on next post!
P.S. :
- Perhitungan di atas untuk 2 orang (2 pax)
- NTD adalah hitungan dalam Taiwan dollar, dan IDR untuk perkiraan dalam Rupiah (dengan asumsi 1 NTD = Rp 500,-)
- Trip di atas dilakukan pada bulan Maret 2019
Informatif banget~
Nungguin part 2 nya nih~
Yay thank you for reading! Ditunggu ya part 2 nyaaa
jen, nanya dong cara ke jiufen old street gimana? apakah jaraknya jauh?
Baca post yang cara ke Jiufen yaaa: https://jenniferanandary.com/2019/05/13/taiwan-trip-cara-ke-jiufen-old-street-dari-taipei/
JEN, HOW COULD YOU BRING ONLY A SMALL BACKPACK FOR A 2-WEEK-TRIP? Gue aja yang cowok perlu backpack 60 L seberat 10 kg buat trip 5 hari. Yang paling berat adalah laptop, kamera, dan tripod. Ini bikin gue susah naik LCC tanpa bagasi sekarang 🙁
Seneng mampir kemari and found new travel stories, Ternyata Google Maps berfungsi baik di Taiwan, ya. Kalo aku biasanya download peta MRT-nya dulu lalu susun itinerary. Jadi pake Google Maps buat cari rute jalan kaki dari pintu MRT ke tempat tujuan, dan sebaliknya. Sama buat cari rute bus kalo lagi capek naik kereta. Itu kenapa bisa disesatkan blogger Pinoy deh? 😀
Taiwan ini juga jadi salah satu mimpiku, aku sampe punya buku Taiwan karyanya mbak Claudia Kaunang. Bahkan udah bikin itinerary buat 4-5 hari, hahaha.
Hai Jen, mau tanya untuk transportasi dari airport ke ximending kenapa beli 2 macam tiket ya? (token & easy card?) apa beda jenis kereta antara kereta airport & mrt-nya? thank you sebelumnya.
Iya beda kereta. Dari airport ke Taipei Main Station untuk airport train pakai token, dari Taipei Main Station ke station lain pakai Easy Card untuk MRT
Hi Jen, mau tanya dong, untuk thsr aman ga bawa2 koper 29″an? Ada tempat untuk naruh koper gede?
Di tiap ujung gerbong ada luggage space
Hi Jen, salam kenal.
Cerita Taipeinya seru amat. Bacaan bagus banget buat gue yang mau ke Taiwan tahun depan. Bener kata nugi, kok bisa 2 minggu cuma bawa 1 backpack? Kayaknya kalo bawa kamera dan laptop impossible buat gue.
Well anyway. Thanks for sharing the story.
Cheers.
Ogie
Hi Ogie! Thank you for reading 🙂 Wih, seru banget tahun depan mau ke Taiwan. Bulan apa? Gue bawa kamera tapi nggak bawa laptop. Kalo tambah bawa laptop gak kuat deh, laptop gue berat yang ada punggung pegel hahaha. Backpack gue agak gede kok, bukan carrier sih tapi agak gede jadi muat lah baju dan perintilan cewe. Dan tentunya smart packing biar semua muat haha
Hai Jen. Thanks for sharing. Mau tanya dikit dong, Jadi Untuk train dari Airport ke Taipei its harus beli token app Bisa pake MRT yang easy card ? Soalnya dibeberapa blog lain Saya baca ada juga yang make MRT cake Easy Card (kalau Saya gak Salah tangkap ya). Rencana Mau Tahun baruan di Taipei nih.
Thanks
Agung
Bisa pakai Easy Card
mau nanya saat maret kesana di tanggal berapa? cuaca panas atau dingin ya? trm ksh
Sudah tertulis tanggalnya di itinerary di atas ya. Sedang sih nggak terlalu dingin, adem aja tapi nggak panas.