Berawal dari jatuh cinta dengan foto-foto India di dunia maya dan didukung tiket promo JKT-JAIPUR Rp 1,4 juta PP. Akhirnya di bulan Januari 2019 aku menginjakkan kaki di negara asal Shahrukh Khan. Hello India!
Sekedar info, saat aku kelas 4 SD (sekitar tahun 2002-2003), Indonesia sedang demam film Kuch Kuch Hota Hai. Aku salah satu yang ‘terjangkit’ demam tersebut. Nonton filmnya berkali-kali (saat itu masih nonton pakai VCD), dengerin OST-nya di discman (masih jaman CD), sampai hapal koreo-nya hahaha. Tapi bermimpi bisa ke India? Belum lah. Cuma sekedar “Wah, kayak apa ya aslinya?” kalau lihat Taj Mahal di buku pelajaran atau acara TV.
Di Indonesia, menurutku kita cukup sering terpapar dengan kebudayaan India. Terbukti sinetron India banyak banget kan di channel lokal? Film India juga sering diputar disini. Tapi kok ya masih jarang orang Indonesia ke India? Baru mulai ramai beberapa tahun terakhir ini aja.
Image negara India untuk traveling memang agak ‘buruk’. Terbukti dengan saat aku bilang mau jalan ke India, 90% teman atau keluarga merespon, “Ih, ngapain? Berani kesana?”. Ditambah karakter orang Indonesia yang umumnya kalau travelling pilih yang ‘nyaman’. Cari negara yang lebih maju, lebih modern, lebih bersih, ‘lebih’ lah pokoknya dari Indonesia. Seperti Jepang atau Singapore. Ya kan?
Terima kasih untuk review di blog, foto-foto di Instagram, dan forum backpacker yang sering aku lihat. India kok cantik banget ya? Kalo mereka aja bisa traveling kesana, pasti saya bisa dong. Keinginan pun bulat: AKU MAU KE INDIA. TITIK. Tinggal cari tiket murah dan temen jalan.
Beruntung bulan Maret 2018, AirAsia buka rute baru Jakarta-KL-Jaipur yang harga promonya hanya Rp 1,4 juta PP. Wah, harus dibeli ini. Kapan lagi harga segini? Tapi aku butuh teman. Nggak berani juga pergi sendirian. Beruntung dari bulan-bulan lalu sudah meracuni teman kuliah-ku di ITB dulu, Astrid, bahwa India bagus banget. Akhirnya kami pun membeli 2 tiket PP tersebut untuk Januari 2019! Alias PO setahun. Kok lama? Kenapa nggak pilih tanggal lebih dekat? Iya, kami mengincar bulan-bulan winter biar nggak panas (summer di India panas banget katanya) sekalian bisa kumpulin uang dulu.
Fast forward ke bulan Januari 2019, kami pun berangkat ke Jaipur!
CGK-KUL-JAI
Rute Jakarta ke Jaipur dengan AirAsia, harus transit dulu di KL. Jakarta-KL durasinya 2 jam 10 menit. KL-Jaipur durasinya 5 jam 30 menit.
JAIPUR INTERNATIONAL AIRPORT
Mendarat di Jaipur, kami pun lanjut ke bagian imigrasi untuk cek e-VISA. Cara membuat e-VISA India bisa dibaca disini.
e-VISA ini simpel tinggal tunjukin paspor dan print e-VISA nya saja ke petugas, tapi pas bagian ambil sidik jari di mesin entah kenapa aku gagal mulu! Sampai lama banget, mungkin ada 20 menit. Berkali-kali disuruh pakai hand sanitizer, gosok-gosok tangan, terus coba ulang. Hadeh! Teman yang antri sebelum aku pun lama fingerprint-nya, agak-agak sih mesin di antrian ini yang nggak benar. Buktinya antrian sebelah cepat kok.
Setelah kelar drama fingerprint, langsung ambil koper. Airport Jaipur tidak terlalu besar tapi sudah bagus dan cukup nyaman.
Yang agak tricky dari flight AirAsia dari KL ke Jaipur adalah waktu mendaratnya yaitu pukul 22.00 alias hampir tengah malam. Kami cewek berdua aja, jujur agak takut mau pesan tuktuk, taksi atau Uber kalau tengah malam begini. Kebetulan aku sudah prepare dari Indonesia, kami sewa mobil di Klook.com untuk transportasi dari airport ke hostel kami di Jaipur.
Review-nya sudah banyak di Klook dan mayoritas positif. Tengah malam, bawa koper, musim dingin pula (sekitar 11 derajat Celcius), we’re glad we hired the car. Supirnya sudah info by WA sejak kami mendarat, dan sudah menunggu di area kedatangan dengan kertas tulisan nama kami. Recommended deh!
INTERNET DI INDIA
Internetannya gimana di India? Fyi, beli SIM card di India itu cukup ribet karena butuh ID card lokal sana, dan katanya butuh pas foto juga. Aktifnya pun nggak langsung aktif, tapi butuh beberapa jam. Gak praktis banget karena aku nyampe di Jaipur tengah malam. Jadinya aku sewa travel wifi aja dari Indonesia, punya JavaMifi. Enak banget, booth JavaMifi ini ada di Terminal 3 Soetta jadi tinggal datang aja kesana untuk sewa. Travel wifi ini bisa sharing sampai 5 devices juga, jadi bisa patungan.
Untuk harga bisa langsung cek di website JavaMifi, karena hitung-hitungannya tergantung negara tujuan dan lama hari. JavaMifi ini juga bisa kupakai saat transit di Malaysia 5 jam. Lumayan banget kan? Pas transit nggak mati gaya karena nggak ada internet hehe.
Di India, untuk komunikasi dengan hotel, driver, dan lainnya bisa menggunakan Whatsapp.
BLUE BEDS HOSTEL
PO tiket setahun memungkinkan aku untuk research panjang, salah satunya soal penginapan murah. Setelah browsing hostel oke di Jaipur, pilihan pun jatuh di Blue Beds Hostel karena review-nya bagus. Dan memang ternyata oke sih!
Untuk malam pertama dan kedua di Jaipur, kami pesan 2 bunkbed di Female Only Dorm. Ternyata kamar mandi dan toiletnya di dalam. Nyaman banget nggak perlu keluar kamar kalau mau mandi atau ke toilet. Penghuni hostelnya kebanyakan foreign tourist. Staff-nya lancar berbahasa Inggris.
GET AROUND JAIPUR
Transportasi termudah dan termurah yang aku rekomendasikan untuk keliling Jaipur adalah tuktuk alias bajaj! Harga hire tuktuk untuk seharian keliling Jaipur (tergantung rute dan jarak juga yah) itu di kisaran INR 1000 (sekitar Rp 200.000). Tapi tuktuk ini mungil ya, jadi paling hanya cukup untuk 3 orang saja.
Tuktuk mudah banget kamu temukan di area wisata, jadi bisa sih kamu pesan satu-satu by trip. Tapi aku pribadi malas nyari, malas nawar juga. Jadi aku lebih pilih hire untuk seharian. Whatsapp saja sejak dari hotel, jadi tuktuknya jemput ke hotel dan bawa kita keliling sekaligus pulangin kita ke hotel lagi. Praktis kan?
Untuk tuktuk di Jaipur aku rekomen tuktuk yang aku dapat dari TripAdvisor yaitu Namaste Jaipur Tours. Whatsapp: +91 95719 15083
Saat itu aku kebagian disupiri oleh Sameer! Recommended, karena orangnya sangat friendly, care dengan kita, nggak maksa belanja, bahasa Inggris-nya juga jago. Dia pun muslim, jadi bisa bantu kalau butuh tempat makan halal ataupun tempat untuk sholat. Lengkapnya tentang tuktuk Jaipur nanti akan kubahas di post hari terakhir di Jaipur!
Untuk hari pertama di Jaipur ini kami memfokuskan jalan-jalan di tengah kota Pink City Jaipur. Tujuannya: City Palace, Hawa Mahal, Albert Hall, dan Cafe Palladio (yang akhirnya kami skip karena ternyata tutup di hari Selasa huhu).
CITY PALACE
Our first stop is City Palace! City Palace adalah sebuah kompleks kerajaan yang dulunya dihuni oleh keluarga kerajaan. Tiket masuknya INR 700 per orang (sekitar Rp 140.000). Tapi tiket ini tidak mencakup seluruh bagian City Palace ya. Jika mau menjelajah keseluruhan ruangan dan museum yang ada di City Palace, tiket dibanderol INR 3500 (sekitar Rp 700.000). Kalau pernah lihat foto orang di ruangan serba biru di City Palace, nah harus beli tiket yang INR 3500 ini. Pengen sih tapi kok mahal banget ya? Akhirnya kami skip dan beli yang tiket regular aja.
Meski harga tiketnya terhitung lebih mahal (dibanding tempat wisata lain di Jaipur), area City Palace ini cukup luas terdiri dari beberapa bangunan. Bagian dalamnya bisa kamu masuki juga, biasanya berfungsi sebagai museum. Jika kalian suka dengan sejarah, mungkin akan lebih worth it untuk beli tiket yang INR 3500. Karena untuk tiket reguler INR 700 tidak meng-cover semua area.
Bangunan City Palace ini salah satu favoritku di Jaipur karena banyak banget spot yang bisa dieksplor. Saat kami datang (weekdays), tidak terlalu ramai juga jadi leluasa untuk keliling.
JANTAR MANTAR
Berseberangan dari pintu masuk City Palace, disitulah lokasi Jantar Mantar.
Jantar Mantar adalah area yang berisi bangunan yang fungsinya sebagai instrumen astronomi. Meski teknologi kuno dan dibuat ratusan tahun lalu, kabarnya NASA sudah mengkonfirmasi keakuratan instrumen yang ada di Jantar Mantar ini lho. Hebat ya!
Ada 5 lokasi Jantar Mantar di India: Jaipur, New Delhi, Varanasi, Mathura, dan Ujjain. Yang paling populer adalah yang di Jaipur dan Delhi.
HAWA MAHAL
Pemberhentian kedua, yang paling jadi trademark dari Jaipur: Hawa Mahal! Hawa Mahal ini berlokasi hanya beberapa menit saja dari City Palace jika naik tuktuk.
Hawa artinya ‘angin’ atau ‘wind’, Mahal artinya ‘istana’ atau ‘palace’. Jadi arti Hawa Mahal adalah ‘Wind Palace’. Kenapa kok Hawa Mahal ini punya jendela banyak banget? Jendela yang banyak ini diperuntukkan untuk keluarga kerajaan perempuan untuk bisa melihat keluar aktivitas dan festival yang terjadi di jalan sekitar Hawa Mahal. Pada masa itu, ada aturan bagi keluarga kerajaan perempuan dilarang terlihat publik tanpa face coverings (tutup muka). Karena itulah banyak jendela ini dibuat, jumlahnya sekitar 953.
Bagian gedung dengan jendela-jendela yang banyak itu, justru bagian belakang Hawa Mahal lho. Area masuk dan penjualan tiketnya ada di bagian kiri jauhnya. Tiket Hawa Mahal untuk foreign tourist adalah INR 400 (sekitar Rp 80.000).
Kami sudah ke area tiketnya sih, tapi akhirnya memutuskan nggak masuk Hawa Mahal. Ha? Kenapa? Karena setelah googling kami merasa bagian dalam Hawa Mahal mirip dengan City Palace. Kami juga sudah kelaparan saat itu, karena sudah siang dan belum sarapan dari pagi. Akhirnya kami memutuskan tidak masuk Hawa Mahal dan melipir ke kafe seberang yang katanya punya spot foto paling oke untuk Hawa Mahal: The Wind View Cafe.
THE WIND VIEW CAFE
Ya, kalau mau ambil foto ciamik berlatarkan Hawa Mahal justru ambillah di The Wind View Cafe di seberang Hawa Mahal. Ini info yang sudah cukup viral, karena buktinya pas kami kesini ada customer lain orang Indonesia juga.
Kami duduk disana sekaligus untuk makan siang. Menunya tidak terlalu banyak, tapi ada European menu kok untuk yang tidak suka makanan India. Aku pecinta makanan India, jadi tentunya pesan naan dan lassi. Temanku berhubung tidak doyan makanan India, pesan pasta.
Sempat dengar obrolan orang kalau ada beberapa turis yang kesini numpang foto doang (even buat prewedding!) tapi nggak beli apa-apa. Please, jangan kayak gitu ya. Selain ganggu customer lain (yang jelas beli makanan dan minuman), malu dikit lah masa ke cafe numpang foto doang banyak tapi nggak beli apa-apa? Menu disini nggak mahal kok untuk ukuran cafe. Kami makan minum berdua disini habis sekitar INR 500 (sekitar Rp 100.000).
BELANJA SAREE
Itinerary kami besok adalah Taj Mahal, karena itu kami harus berangkat ke Agra besok pagi-pagi sekali. Kami sudah rencana mau ber-saree ria di Taj Mahal, jadi kami kudu beli saree di hari pertama di Jaipur . Kebetulan saat nongkrong di Wind View Cafe kami ngobrol dengan local bernama Mohit. Dari ngobrol ini kami jadi tahu kalau dia punya toko saree dan jewellery persis di bawah Wind View Cafe. Orangnya baik banget, dia bilang boleh lihat-lihat dulu saja nggak harus beli. Jadilah kami turun kesana untuk lihat-lihat.
Kebetulan ada beberapa saree yang kami cocok. Mohit juga dengan baik hati mengajarkan kami cara pasang saree. Akhirnya kami beli saree disana. Punyaku saree yang belum dijahit alias masih berupa kain panjang harganya INR 1800 (sekitar Rp 360.000), Astrid beli yang sudah dijahit harganya INR 2500 (Rp 500.000). Saree ini hanya kain ya, kalian bisa beli inner-nya juga. Aku beli yang warna hitam. Saree-nya seperti apa? Bisa lihat di post selanjutnya di Agra!
Untuk pilihan saree di toko di bawah Wind View Cafe ini tidak terlalu banyak. Jika kalian memang niat beli saree dan punya banyak waktu untuk browsing, lebih baik ke Pink City Market. Minta antarkan saja oleh driver tuktuknya. Toko saree berderet-deret disana.
Harga saree sangat beragam, tergantung kualitas dan jenis kain. Yang paling murah bisa start dari INR 500 atau bahkan puluhan ribu Rupee untuk saree kualitas premium atau untuk wedding.
ALBERT HALL MUSEUM
Albert Hall Museum adalah salah satu museum tertua di Rajasthan. Museum ini menyimpan berbagai koleksi dan artefak, mulai dari lukisan, perhiasan, batu-batuan, hingga kristal.
Yang paling bikin aku penasaran banget Albert Hall Museum adalah karena banyak banget yang foto di depan museum ini dan penuh burung-burung. Apa iya burungnya selalu ada setiap saat dan sebanyak itu? Dan ternyata memang banyak banget! Karena di halamannya disebar biji (seperti jagung) jadi burung-burung selalu bolak-balik kesitu.
Waktu kami datang ke Albert Hall sudah sekitar pukul 3 sore jadi cukup ramai. Kalau mau dapat foto yang bagus dan ‘tidak bocor’ lebih baik datang lebih pagi.
DINNER @ MCD
Setelah pulang ke hostel untuk istirahat karena harus siap-siap ke Taj Mahal jam 2 pagi nanti, malamnya kami lapar. Setelah browsing Google Maps ternyata ada McD dekat hostel kami. Berjalan kakilah kami kesana.
Kami beli 2 burger paket dengan coke dan fries. Habis sekitar INR 281 (sekitar Rp 56.000) berdua. Murah kan?
Menu McD India memang cenderung murah-murah. Lebih murah dari McD Indonesia. Mungkin karena kebanyakan tidak pakai daging sapi, mentok-mentok daging ayam.
Jadi ingat pernah baca buku The Naked Traveler tentang Big Mac Index. Kita bisa compare tingkat mahal/murahnya hidup di suatu negara dengan membandingkan harga Big Mac di McD negara tersebut. Harga McD India terhitung lebih murah dari Indonesia, jadi bisa dibilang rata-rata harga barang di India lebih murah dibanding Indonesia. Pernah nyobain McD di luar negeri? Kamu setuju nggak dengan teori Big Mac Index ini?
OFF TO TAJ MAHAL!
Setelah tidur sebentar, jam 2 pagi kami packing dan bersiap berangkat ke Agra! Dari Jaipur ke Agra butuh waktu sekitar 4 jam perjalanan dengan mobil. Karena itu kami minta dijemput jam 2 pagi supaya bisa masuk Taj Mahal sekitar jam 6 pagi dan sempat melihat sunrise. Koper dititip di Blue Beds Hostel karena kami akan balik lagi di hari terakhir.
See you on next post, India Trip Part 2: Taj Mahal!
RESUME ITINERARY & BUDGET DAY 1 & 2:
P.S. :
- Perhitungan di atas untuk 2 orang (2 pax)
- INR adalah hitungan dalam Rupee, dan IDR untuk perkiraan dalam Rupiah (dengan asumsi 1 Rupee = Rp 200,-)
- Trip di atas dilakukan pada bulan Januari 2019
India langsung masuk bucketlist ini
Wajib! Banyak tempat menakjubkan yang bisa dilihat dan pastinya muraaaaaah
mantab sih liburan ke India, tapi yang perlu jadi perhatian sih makanannya sebab terlalu over rempah” yang ngg cocok lidah indonesia
Betul juga, tapi nggak berlaku di aku soalnya aku suka banget Indian food hehehe
yes hawa mahal iconic banget, Bener banget itu mumpung maskapai merah lagi buka promo gila gilaan, bisa kepikiran kalo nggak dibeli. Aku juga gitu, selagi ada promo & cocok bungkuss
masukin wish list nih india, cantikk
Iya dong! Pokoknya beli dulu lah kalo ada tiket murah. Mending nyesel beli daripada nyesel gak beli! Hehehe
Ka beli dimana mana tiketnya atau ada akun yg ngejual. Aku nyari2 ga dapet. Atau langsubg dr situs airasia.com . Please info kaaa
Langsung dari website AirAsia. Itu harga promo pas mereka baru buka rute, kalo harga normal gak segitu ya
Greetings Ka Anandary
Salam kenal, aku Riri, Kak, rencananya tahun depan nih aku mau solo travelling kesana, yah sekitar awal February, skrng lg nabung sambil hunting promo tiket dl hahaha. Tujuannya si masih Golden Triangle. Jujur aja masih agak sangsi gimana mobile disana. kalau New Delhi aku udah agak sellow karna ada metro, jadi bisa lebih minimalisi scam dan nego2 tuktuk, nah buat Jaipur sama Agra ini nih yang agak deg2an. hahaha tapi dari postingan kakak, aku jadi ada gambaran buat getting around Jaipur. Thank you Kak Infonya. 😀
oya, lagi nyari travel mate jg nih siapa tau ngga harus solo bgt kesananya hehe. Temen2 ku pada ogah hahaha. Kali kali kakak ada info ku bisa cari teman dimana gitu hehe
Again, thank you for sharing your experience kak ^^
Riri
Good luck Riri, semoga dapat tiket murah yaa!
Jaipur enak kok tinggal pakai tuktuk aja. Kalau Delhi aku belum pernah.
wish me luck kak! asli deg degan getting arround frome one city to another, satu-satunya opsi ku kereta nih, soalnya solo bgt kalau rental agak berat, dan takut juga di mobil sendirian antar kota 🙁 tp kalo kereta itu sistem kereta india naudzubillah ribetnyaaa…
Gpp kok naik kereta tapi book in advance dari Indonesia, terus pilih class-nya yang agak bagus jangan yang termurah. Kalo cuma Golden Triangle sih kayaknya aman soalnya antar kotanya nggak jauh-jauh amat.
Panduan aku next year niy hahaha kesangsianku mulai pudar menjadi yakin banget ke India dengan budget yang ga terlalu mahal (ternyata). Selagi rajin cekin promo dan banyakin baca blog begini, yang sharing real lyfenya gimana hahaha tapi kira kira range perubahan harganya signifikan ga si kalo di India, kalo di indo kan lebaran dikit harganya naik wkwk
Wah, seneng dengernyaa! Semangat ya planning liburannya! India itu murah kok, tiket pesawat kesananya aja yang agak mahal. Enggak lah sama aja harganya.
Hai hallo ak 7 maret 2020 rencana ke india. Yuk barengan krna ak cmn b2 sm tmnku cewe. Kl lebih rame seru deh. Kl berminat plis wa aku. Di 08885111088
ini kamu tiketnya udah issued,
hi ayok barengan aku ber 3 nih sama temen aku tanggal 6 berangkat
Hy mbak…
Jadi ke India Februari.
Barengan yukk..
Cari teman juga mbak..
081374334340
FB Isnaini amirna
Hai tukar mata uang india mending di indo ato di india saja yah? Thank you
Mending tarik ATM di India, rate-nya lebih bagus. Tapi sedia beberapa kartu atau USD ya, soalnya aku tarik pakai Mandiri disana nggak bisa. Pakai BCA bisa. Untung-untungan sih.
thanks kakak atas infonya yang menarik.
Pengennya sih kedepannya bisa kerja sama dengan kakak. Seperti apa sistemnya Tim Kami masih menyusunnya.
tolong jangan “nofollow” link Kami ya.
https://infosrk.club/category/berita-bollywood
Sama-sama! Semoga bisa bekerjasama kapan-kapan 🙂
sangat berminat dengan cerita2 semasa kamu melancung, next year plan kemana? boleh aku joint
my name : Fatiha from : Malaysia
Hi Fatiha! Nice to know you 🙂 I don’t have any fix plans for next year but I really want to visit Turkey
Hello Kak Jen, mau tanya dan minta sarannya dong. Aku landing di Jaipur sekitar jam 1AM, nah kak Jen sampai di Jaipur kurang lebih dini hari juga kan. Aku mau booking hotel tapi blom berani karena 2 hotel ini sampai sekarang belum bales email aku dengan pertanyaan “apakah receptionist buka 24/7? karena aku kemungkinan baru sampai hotel jam 2AM”. Apakah sebelumnya kak Jen juga kirim email ke hotel untuk menanyakan apakah bisa late check in? Bingung kak mending cari hotel yg lain lagi atau gimana:(
Thankyou xx
Iya, baiknya email dulu infoin kalau akan check in subuh
sebelumnya kak Jen juga email hotel yg kak Jen tempatin?
Iya, aku memang dapat email dari Blue Beds Hostel tempat aku nginep. Mereka tanya aku arrival jam berapa
Hay Ka Jen,
Mau tanya saat periksa e-visa dan fingerprint di Imigrasi ditanya juga gak “YELLOW FEVER VACCINATION CARD” soalnya di note e-visa disuruh bawa itu ? klo memang dibutuhkan kita mesti kemana ya utk dapetinnya ? tgl 22 Sep kesana soalnya
Trims Salam JaJanJalanMurah
Kan tulisannya ‘if arriving from affected countries.’ Indonesia tidak termasuk negara yellow fever.
iya ka saya download di website dinkesnya belom kedwonload juga, gtw knapa…
Trims ka Jen Fast Respon bgt atas informasinya
iya ka saya download di website dinkesnya belom terunduh juga, gtw knapa…
Trims ka Jen Fast Respon bgt atas informasinya
kak gimana caranya dapat tiket promo JKT-India semurah itu?
Sudah ditulis di atas
Halo ka, thanks ya sudah sharing informasi tentang jaipur.
Mau tanya dong ka, kalau pakai javamifi itu di jaipur internetnya lancar ga yah? Terus dia kan kuota FUPnya terbatas, kalau itu habis apakah internetnya masih lancar? Mohon infonya ya ka, masih bingung mau pake apa untuk internet di india
Aku pakai lancar kok sinyalnya.
desember 21 nih mau ke sana.. di Jaipur bingungnya mau pake tuktuk atau rent a car nih.. any advice? thanks.
If it’s summer, probably rent a car. Kalau bukan summer, tuktuk aja menurutku lebih enak, ngga macet karena bisa nyelip-nyelip, dan terasa local-nya.
Kak waktu mau ke India, tukar uang Rupee pas udah di India atau pas masih di Indonesia?
Bawa rupee dari Indonesia sedikit. Sisanya tarik ATM disana.
Dear, Anandary.
Hallo. Mau tanya…
Waktu trip ke India, kamu pake Local Guide ngga? Kalo pake, cara dapetnya gimana? ngasih tips ngga? Kira-kira kisaran tips yg wajar itu berapa?
Kalo kamu ngga pake local guide, kira-kira susah ngga untuk tahu/mencapai tempat2 eksotis itu?
Kalo kamu bisa kasih rekomend, lebih baik pake Local Guide atau ngga?
Regards,
Argio
Aku nggak pakai local guide. Hanya sekali pas di Bada Bagh, Jaisalmer aja. Local guide biasanya ada di tiap pintu masuk wisata menawarkan diri. Kayak kalo kita masuk ke wisata Indonesia kayak Borobudur atau Taman Sari aja, banyak kan local guide yang nawarin diri?
Kalo local guide yang nemenin sepanjang trip nggak terlalu perlu kayaknya, terutama ke kota touristy kayak Jaipur. Minta antar supir tuktuk juga pasti sampai ke tujuan.
Hi kak, thank you banget blognya super lengkap plus jelas banget hehehe
aku mau tanya kak itu yang tuk2 kq aq check 200an rb itu perorang ya? jadi ini kan aq berdua sama temenku trus aq pilih 2 adults eh langsung ganti jadi 400 rb sekian, soalnya aq liat di budget kakak pun berdua tetep 200rban itu.. apa memang udah beda sistem kali ya kak..
thanks kak
Aku booknya by Whatsapp nggak pakai TripAdvisor. Langsung WA aja ke nomor di atas, sebutin tujuannya nanti dia kasih harganya.