Panjangnya yang mencapai 20.000 km terhampar di daratan China, The Great Wall punya banyak titik untuk dikunjungi. Jika memulai perjalanan dari Beijing, titik yang terpopuler adalah Badaling section dan Mutianyu section.
Badaling paling dekat lokasinya dari Beijing, namun paling touristy. Kebanyakan pengunjungnya adalah turis lokal China. Siap-siap dengan keramaian terutama jika pergi di musim panas. Tour guide saya ke Mutianyu sempat menunjukkan foto Badaling di musim liburan dan sungguh “mengerikan” ramainya.
Mutianyu section adalah pilihan terbaik untuk ke The Great Wall jika tidak mau pergi terlalu jauh dari Beijing, less crowded, dengan pemandangan landscape gunung. Akhirnya pilihanku pun jatuh ke Mutianyu supaya foto-foto disana tidak bocor turis lain! Hehehe.
DAY 3
THE GREAT WALL – MUTIANYU SECTION
Dari Beijing ke Mutianyu bisa menggunakan transportasi umum yaitu:
Bus 916 atau 916 Express dari Dongzhimen Bus Station -> Huairou (17 km dari Mutianyu) lanjut taksi sekitar CNY 50-60 ke Mutianyu
Setelah menghitung-hitung, ongkos ke Mutianyu cukup mahal untuk solo traveler tanpa teman patungan karena harus naik taksi PP. Belum lagi, harus berangkat pagi-pagi buta supaya dapat pemandangan bagus dan pulangnya tidak kesorean! Males banget kan pagi-pagi buta harus ke stasiun dengan suhu minus derajat Celcius?
Lucky me, seminggu sebelum keberangkatan ke Beijing, aku menemukan tour ke The Great Wall – Mutianyu yang mempermudah segalanya via app Klook.com.
Fyi, Klook adalah platform website yang berisi berbagai tourist attractions dan services di berbagai negara, dari tour sampai rent mobile wifi. Dari situ aku ketemu day trip dari Beijing ke Mutianyu Great Wall. Tour-nya sekaligus antar jemput dari hotel kita menginap, no-shopping (tahu kan kalo ikut tur gitu suka diselipin mampir toko biar tur nya dapet komisi dari penjual, tapi ini engga). Dan harganya cuma 30-an USD (sudah termasuk tiket masuk Great Wall dan makan siang disana)! Such a good deal, right?
The Great Wall – Mutianyu Day Tour by Bus from Beijing (No Shopping)
Hari ketiga pun akhirnya diawali dengan tinggal duduk manis menunggu dijemput oleh tour-nya di hostel pukul 06.30 pagi menggunakan bus.
Bus tersebut juga menjemput peserta tour lain di hotel tempat menginap. Siap-siap ada kemungkinan menunggu lama di bus sampai semua peserta diangkut jika kamu urutan awal yang dijemput. No complaint though, bus-nya nyaman jadi bisa lanjut tidur! Jumlah peserta tour-nya juga tidak terlalu banyak, tapi tidak terlalu sedikit. Pas menurutku, karena kalo kebanyakan jadi ‘riweuh’, kalo kedikitan jadi garing.
Sempat berkenalan dengan beberapa peserta tour lain, kebanyakan adalah tourist dari luar China. Ada yang dari Australia, USA, Filipina, dll, dan semuanya bisa bahasa Inggris. Lumayan mengobati kangen komunikasi setelah 2 hari nggak ngobrol sama orang, LOL. Baru sadar dari solo trip ini, ternyata introvert bisa kangen komunikasi juga ya?
Perjalanan dari Beijing ke Mutianyu ditempuh sekitar 1 setengah jam. Tiba di gerbang depan The Great Wall – Mutianyu pukul 9 pagi.
Tour guide kami yang bernama Steven, meminta kami berbaris menunggu selagi ia membeli tiket masuk (harga tiket CNY 45. Sudah termasuk dalam tour sehingga kami tidak perlu membayar lagi). Setelah tiket dibeli, kami pun berjalan sedikit ke dalam dan naik lagi ke bus kami sebelumnya, yang membawa kita mendekat menuju The Great Wall.
Bus parkir halaman area Mr. Yang restaurant, yang diinfokan oleh Steven adalah restoran tempat kami akan makan siang nanti.
The Great Wall – Mutianyu berlokasi di atas bukit. Untuk naik kesana terdapat 3 pilihan:
- Naik tangga sekitar 4000 anak tangga, kurang lebih 1 jam (only for you sporty ones. I don’t really recommend this. Lebih baik waktu 2 jam PP untuk naik tangganya dipakai buat explore The Great Wall saja)
- Cable Car menuju Watchtower 14 (single trip CNY 100, return trip CNY 120)
- Open Cable Way ke Watchtower 6 turun dengan toboggan (single trip CNY 100, return trip CNY 120)
Menurut hasil research-ku sebelumnya, Cable Car atau Open Cable Way punya plus minus masing-masing:
- Cable Car menuju Watchtower 14, dan banyak yang bilang bahwa Watchtower 14-23 adalah bagian tercantik dari The Great Wall – Mutianyu. Tapi tanjakannya lumayan sadis! Dan setelah nanjak sadis harus balik lagi ke Watchtower 14 untuk naik Cable Car turun ke bawah.
- Open Cable Way menuju Watchtower 6. Pemandangannya (katanya) tidak secantik Watchtower 14-23, tapi jika kamu naik dari sini bisa pilih turun dengan toboggan yang wajib sekali dicoba karena seru banget dan (katanya) hanya ada di Mutianyu!
Jika punya budget lebih, bisa pilih naik Cable Car ke Watchtower 14, lalu putar balik ke Watchtower 6 untuk turun dengan toboggan. Harganya lebih mahal yaitu total CNY 200 karena Cable Car dan toboggan dari 2 perusahaan yang berbeda sehingga harus membeli single ticket untuk masing-masing. Jalan kakinya pun lumayan jauh dari Watchtower 14 ke Watchtower 6.
Semua peserta tour kami hari itu setuju untuk memilih Open Cable Way, dan turun dengan toboggan. Untuk cable way ini tidak di-cover oleh tour sehingga kami membeli tiket masing-masing seharga CNY 120 (return ticket). Dari sini, kami dibebaskan untuk eksplor The Great Wall, dengan catatan kembali berkumpul di Mr. Yang restaurant pukul 13.00. Kami punya waktu sekitar 3 jam untuk menjelajah The Great Wall.
Rasanya nggak nyangka bisa sampai juga ke The Great Wall of China. Sendirian. Solo trip. It felt awesome! Bangunan yang selama ini cuma dilihat melalui foto dan muncul dimana-mana sebagai icon-nya China, akhirnya pernah menjejakkan kaki disana.
Nggak nyesel pilih turun dengan toboggan karena seru banget! Ada rasa takut sebelum naik karena tuasnya harus dikontrol manual untuk maju dan remnya, but it was all good.
15 menit sebelum pukul 13.00 kami sudah berkumpul lagi di Mr. Yang restaurant untuk makan siang. Jenis makanannya adalah chinese food. Nasi putih hangat setelah kedinginan dan lelah naik turun The Great Wall terasa enak sekali.
Sekitar jam 14.00 kami sudah kembali ke bus untuk pulang ke Beijing dan tiba pukul 15.00. Bus mengantar kami ke hotel masing-masing. Beberapa peserta turun di Wangfujing Street (shopping area di Beijing) karena tour guide sempat menawarkan untuk turun disana jika ada lebih dari 5 peminat. Cukup banyak peserta yang memilih turun di Wangfujing Street, tapi aku pilih pulang ke hostel untuk istirahat sebentar dan lanjut ke destinasi selanjutnya.
MOMA BROADWAY CINEMATHEQUE
Hampir sama dengan Galaxy Soho di post Beijing Trip Part 1, spesial kesini karena naksir dengan arsitektur gedungnya! Lumayan jauh untuk kesini, karena harus jalan kaki 2km dari stasiun (sama dengan 4km PP!) But hey, pretty buildings always make me happy.
Untuk ke MOMA, turun di subway station Dongzhimen.
DINNER @ IKEA DAXING
Kendala bahasa bikin lumayan capek order makanan di Beijing. Kalo di IKEA kan gampang tinggal ambil-ambil dan bayar? Mumpung di Beijing, akhirnya aku pun berangkat ke IKEA di daerah Daxing.
Fyi, IKEA di Beijing ada 2. Yang aku datangi ini adalah yang terbaru, lokasinya di dalam mall dan langsung terhubung dengan subway, very convenient! Subway station nya adalah Xihongmen.
Sempat baca berita kocak di internet kalau IKEA di China suka banyak pengunjung yang TIDUR BENERAN di kasur dan sofanya (try Google ‘ikea china sleepers’). Tapi waktu aku kesana engga gitu sih. Mungkin karena Beijing sudah kota besar jadi pengunjungnya lebih ‘sopan’? Hopefully 🙂
See you on next post, Beijing Trip Part 3: Ketemu Panda & Forbidden City!
RESUME ITINERARY BUDGET DAY 4
- Perhitungan di atas untuk 1 orang (1 pax)
- CNY adalah hitungan dalam Yuan, dan IDR untuk perkiraan dalam Rupiah (dengan asumsi 1 Yuan = Rp 2000,-)
- Trip di atas dilakukan pada bulan November 2017
- Belum mencakup tiket pesawat, hotel, budget belanja, dan jajan sampingan
- Karena menggunakan Yikatong (Smart Card) untuk bus dan subway, harga tiket masing-masing perjalanan tidak tercantum. Saya menggunakan Yikatong dengan isi 500.000 cukup untuk 5 hari di Beijing termasuk Airport Express PP
Bang Frenkey (another my favorite Indonesian travel blogger) juga ke Mutianyu Great Wall pas dia ke Beijing. Seruuu naik tobbogan! Itu abang-abang India-nya stereotip banget ya. Udah pake sorban, berkumis, namanya Singh pulak. 😀
Yes!! Sebelum ke Beijing bacain posts-nya Frenkey juga. Very helpful ya! Soalnya belum banyak blogpost travel blog Indonesia yang ke Cina. Duh, abang-abang India itu ‘India’ banget tapi begitu ditanya “Where do you come from?” doi ternyata Australian! Hahaha #akumalu
HAII kak, mau tanya kalo pesen tour lewat klook itu bayarnya gimana ya? pake credit card? trus nanti dia yg email kita detail penjemputan trus hari H langsung dijemput? atau dikasih kayak nomor contact person org tour nya gitu kah?
Iya bayar pakai CC. Iya nanti dia email kita. H-1 biasanya dia akan telpon ke hotel dan titip pesan akan pick up kita besok harinya jam blablabla, dll.
Hi, mau tanya dung…
Kalau yang ke mutianyunya kan perginya naik cable car, pulangnya naik tobbongan… itu hitungannya jadi 100+100 atau jadi 120 y? (soalnya di artikel ketulisnya 120)
Thanks…
Perginya naik open cable way pulang toboggan, jadi 120. Open cable way sama cable car beda yaa, yang satu kebuka yang satu ketutup. Beda company juga.
kak klo toboggan bisa bawa anak2 gk ya?
Bisa bonceng anak 1
Itu open cable car kalo bawa anak 3 tahun bisa gak si ya
Beli smart card yikatongnya dimana sis
Bisa baca blogpost yang Part 1 https://jenniferanandary.com/2017/12/18/beijing-trip-part-1-temple-heaven-central-perk-itinerary-budget/
Hi Jennifer,
Mau tanya donk, sy rencana mau transit di Beijing 8 jam, kira2 dengan 2 jam di mutianyu cukup waktu gak utk explore sekitar plus naik tobbogan? Karena kalau kelamaan di great wall khawatir pulangnya agak macet ntar ketinggalan pesawat kan repot juga tuh 🙂
Makasih ya
Agak mepet kalau transit cuma 8 jam, karena perjalanan ke Mutianyu dari airport saja sudah kurang lebih 1,5 jam, PP jadi 3 jam. Belum untuk imigrasi dll. Kalau nekat, bisa sih naik ke atas pakai cable way, foto sebentar 15 menit, langsung turun lagi dengan toboggan. Dengan catatan antrian cable way dan toboggan juga sedang tidak ramai.
Gara2 blog ini, akhirnya aku harus merelakan ganti tanggal, hahaha. Yg mulanya mau transit 8 jam, jdnya mau dipanjangin jd transit 4 malem 🙂 spy lbh santai dan puas jalan2nya. Soalnya awalnya gak ada rencana bakal ke Beijing dan gak kepikiran bakal kesana lagi, ini juga cuma memanfaatkan kebetulan transit pesawatnya di Beijing. Thanks ya sudah berbagi pengalamannya. BTW mau tanya lagi, wkt kesana bln november kan pas winter tuh, di penginapan ada heater gak? Klo heater nya gak ngaruh rencana aku mau nyiapin sleeping bag 🙂
Hahaha nggak akan nyesel kok kan hitung-hitung eksplor tempat baru. Ada heater kok di penginapan.
Hi Jennifer,
Mo tanya ,waktu pergi ke the Great Wall kan beli di Klook. Lalu berapa tips and gratuities yg diberikan utk driver dan guide. Thanks.
winnie
Aku lupa kasih berapa. Kayaknya sekitar 50-100 ribu kalau dirupiahkan.
Hi Jennifer
Waktu ke Mutianyu stay dimana ? Di Pagoda Lights Hostel atau di Beijing Together Hostel ? Dijemput langsung di hostel kan kalo beli di Klook ?
Makasih yaa,
Di Pagoda Lights Hostel. Iya langsung dijemput di hostel paginya 🙂
Wah, seru banget! Saya juga mau ke sana awal tahun depan by solotravel.
Must be so much fun! Kangen Beijing banget aku 🙂
Hi, sis
Mau tanya dunk, jika membawa orangtua yang memakai kursi roda apakah sulit untuk naik ke mutianyu great wall nya?
Ada jalur wheelchair tapi lumayan nanjak. Kalo wheelchair kayaknya lebih accesible Badaling dari pada Mutianyu.