Sebagai self proclaimed temple-hopping mania, kenapa aku belum pernah ke Myanmar ya? Padahal Myanmar adalah negeri 1000 pagoda. Di awal tahun 2020 ini, aku akhirnya ke negara ASEAN ke-6 yang kukunjungi, Myanmar! Perjalanan dimulai dari ‘mantan’ ibukota, Yangon!
Sebelum sampai disana, aku sudah cukup familiar dengan Myanmar. Thanks to all the Instagram stories of other travel bloggers! Beberapa travel blogger Indonesia yang aku follow di sosial media sudah pernah ke Myanmar. Jadi, ketika kesana aku enggak kaget-kaget amat dengan seisinya hahaha.
ABOUT MYANMAR
Myanmar adalah negara yang baru membuka diri terhadap turis. Karena situasi politiknya, di masa lalu traveling ke Myanmar itu jauh lebih sulit karena fasilitasnya masih minim. Padahal, Myanmar punya potensi besar untuk maju di sektor tourism. Untungnya kini pemerintahan Myanmar mulai berbenah diri. Terbukti dengan terus melesatnya jumlah turis yang datang ke Myanmar dari tahun ke tahun.
Jika kamu memang mau mengunjungi Myanmar, please bring an open-minded mindset. Myanmar cocok untuk kalian yang adventurous, suka temples, eksotisme, dan menikmati slow pace travel. Kalo mau traveling mewah dan serba modern kayaknya kurang cocok untuk kesini 🙂
Di Myanmar, ada 4 kota favorit bagi traveler untuk dikunjungi:
- YANGON: Ibukota Myanmar hingga tahun 2005, sebelum berpindah ke Nay Pyi Taw. Yangon ini yang paling ramai dan metropolis menurutku. Tapi disini juga tersimpan banyak temple seru yang wajib didatangi. Salah satunya Shwedagon Pagoda, temple paling terkenal dan terpenting di Myanmar.
- BAGAN: kota kuno yang juga merupakan UNESCO Heritage Site. Kota Bagan di masa lalu menyimpan 10.000 lebih pagoda! Kini hanya tersisa 2000-an pagoda. Tapi tetap saja, masuk kota ini rasanya kayak lompat ke masa lalu, atau film Indiana Jones. Eksotis banget!
- MANDALAY: Kota sibuk hampir mirip Yangon. Meski begitu, punya banyak temple yang luar biasa cantik! Mungkin temple tercantik yang pernah kukunjungi.
- INLE LAKE: Tersohor karena keindahan pemandangannya dan keunikan nelayan disana.
Perlu diingat bahwa 4 kota ini semuanya berjauhan. Butuh setidaknya 10 hari untuk bisa mengunjungi keempatnya dengan puas. Jika kamu cuma punya waktu kurang dari itu, bisa skip 1-2 destinasi. Aku kemarin skip Inle Lake karena hanya punya waktu 7 hari.
DAY 1
JAKARTA – KL – YANGON
Flight ke Myanmar yang kunaiki adalah Jakarta-Yangon transit KL dengan Malindo Air. Beli di bulan Oktober 2019, karena memang rencana lihat balon udara di Bagan yang hanya ada bulan November-Maret. Saat browsing, itu yang paling murah. Rp 750.000,- one way untuk satu orang di bulan Januari. Oke, mari kita beli! Tiket pulang? Pikirin nanti hahaha. Enaknya kalo jalan ke ASEAN ya gitu, kan bebas visa.
Oh! Namun saat check in di bandara Soekarno Hatta, mbak staff Malindo sempat tanya, “Apa sudah ada tiket pulang? Harus ada tiket pulang.” Kebetulan aku saat itu sudah beli tiket Mandalay-Bangkok. Dia bilang, “Nggak apa-apa, yang penting ada tiket keluar dari Myanmar.” Tapi dia nggak ngecek sih. Mungkin hanya untuk jaga-jaga siapa tahu di imigrasi Yangon diminta tunjuk tiket pulang. Tapi di Yangon nggak diminta sih. Mungkin sebaiknya sudah punya tiket keluar.
Please note, bebas visa untuk paspor Indonesia masuk Myanmar hanya 14 hari. Dan ini hanya untuk masuk via udara. Kalau masuk dari jalur darat sepertinya peraturannya berbeda.
YANGON AIRPORT
Yangon Airport sudah cukup modern dan lengkap fasilitasnya. Uniknya begitu sampai sana masih banyak pria yang pakai sarung. Memang sarung itu masih jadi pilihan pakaian sehari-hari untuk pria di Myanmar.
MONEY EXCHANGE @ AIRPORT
Setelah keluar dari arrival hall, langsung terpampang currency exchange. Berdasarkan aku riset, untuk di Myanmar lebih baik bawa dollar dan tukar ke currency lokal yaitu Myanmar Kyat (MMK). Jadi aku sudah persiapkan dollar dari Indonesia untuk disini. Dari yang kubaca, ambil ATM disini agak repot karena tidak semua bank bisa menggunakan kartu debit Indonesia.
Uang Kyat juga tidak ‘laku’ di negara lain. Apalagi mau nukar Kyat ke Rupiah di money changer di Indonesia, susah deh. Jadi lebih baik tukar secukupnya saja. Rate di airport cukup bagus kok, nggak jauh beda dengan cek Google hari itu.
INTERNET DI MYANMAR
Di Myanmar aku bawa travel wifi dari Indonesia yaitu Travel Recommends. Setahun belakangan ini memang selalu pilih travel wifi supaya bisa dipakai beberapa device dan kuotanya unlimited. Di Myanmar bakal banyak naik bus berjam-jam lamanya jadi kuota tak terbatas penting adanya biar nggak bosan!
Jika kamu mau beli local SIM Card, juga bisa di airport. 2 merek yang biasa dibeli turis adalah Oredoo dan Telenor.
AIRPORT TO CITY
Seperti kebanyakan airport, lokasi Yangon airport agak di pinggir kota. Akses ke downtown bisa menggunakan bus Omnifocus yang operasionalnya 24 jam. Harganya 500 kyat per orang.
Karena penginapanku dekat Sule Pagoda, aku naik bus yang rute melewati Sule Pagoda.
Kalau bawa banyak koper dan ingin lebih nyaman, bisa naik taksi juga atau Grab Car available di Yangon.
WHERE TO STAY IN YANGON
Naik Omnifocus bus, kami turun di dekat Sule Pagoda. Sebelum naik bus, sudah bilang akan ke Sule Pagoda ke supirnya. Jadi ketika sampai sana, supirnya juga memberitahu kami. Terima kasih pak supir!
Penginapan kami namanya Backpacker Bed & Breakfast. Lokasinya beberapa ratus meter dari Sule Pagoda. Saat di malam hari, daerahnya lumayan gelap. Ada masjid besar juga di dekat sini.
Kami check in hampir tengah malam dan untungnya staff-nya masih bangun hehe. Kami hanya menginap semalam disini. Kamarnya bersih, lokasinya dekat kemana-mana.
FYI, hotel-hotel di Yangon (dan Myanmar, in general) kebanyakan masih terasa ‘jadul’. Rasanya kayak menginap di motel tahun 90-an di Jakarta, atau hotel melati di pelosok Indonesia. But I found this rather charming. Rasanya kayak masuk mesin waktu dan balik ke masa lalu.
DAY 2
GETTING AROUND YANGON
Beberapa pilihan transportasi di Yangon:
- Local Bus: Jujur aja, susah naik bus local di Yangon karena kendala bahasa dan minimnya info rute. Di Google Maps nggak bisa dilihat rutenya 🙁 App yang kucoba dan bisa itu hanya Rome2Rio, itu pun nggak lengkap. Boleh dicoba sih, aku sukses 2x kali naik bus lokal disini. Harganya jelas paling murah. Biasanya cuma 200-300 kyat, tiap bus dan rute harganya berbeda
- Grab/taxi: Untungnya di Yangon sudah tersedia Grab! Harganya sedang, agak mirip di Jakarta. Pakai taxi lokal juga bisa tapi siap-siap mesti nawar semisal ketemu yang tanpa argo. Grab bike juga ada lho.
- Sewa mobil: Jika berpergian berbanyak, lebih enak sewa mobil dan supir. 1-4 orang bisa sewa mobil sedan, 5-10 orang bisa sewa van.
- Sewa motor: Opsi ini kupakai ketika di Bagan dan Mandalay. FYI, traffic di Yangon cukup semrawut. Nggak semrawut Hanoi, tapi lebih semrawut dari Jakarta. Setirnya juga setir kanan, bukan kiri. Jadi buat yang merasa skill menyetir motornya pas-pasan dan nggak terbiasa setir kanan, mending skip opsi ini.
Jika kamu ingin mencoba local bus, menginaplah di sekitaran area Sule Pagoda karena disana lah berangkatnya bus lokal menuju sekitaran Yangon juga airport.
RANGOON TEA HOUSE
Rangoon Tea House, salah satu restoran di Yangonyang banyak direkomendasi traveler. Begitu masuk sana, tempatnya cozy sekali selayaknya kafe. Isinya kebanyakan bule dan turis. Dari tempatku menginap, tinggal jalan kaki saja kesini tidak terlalu jauh.
Jangan khawatir karena menunya ada bahasa Inggrisnya, stafnya pun cukup fasih. Pilihan menunya campuran antara western maupun khas Myanmar.
Jangan lupa coba ice milk tea-nya juga! Karena ini tea house, bisa spesifik pilih tingkat kekentalan sesuai selera. Yum!
Harga menu disini relatif seperti kafe di Jakarta. Kami habis 21.000-an Kyat untuk makan berdua dengan menu di atas.
SULE PAGODA
Sule Pagoda adalah temple yang lokasinya di tengah downtown Yangon. Lokasi bus lokal banyak berada di sekitar Sule Pagoda ini.
Temple-nya tidak terlalu besar, namun cukup populer karena lokasinya yang strategis. Aku skip tempat ini karena memang hanya 24 jam di Yangon.
SHWEDAGON PAGODA
Probably the most sacred temple in Myanmar, Shwedagon Pagoda. Kalau ke Yangon, inilah destinasi nomor 1 yang wajib dikunjungi!
Shwedagon Pagoda adalah temple berlapis emas, tingginya sekitar 100 meter. Salah satu pagoda terpenting di Myanmar, karena dipercaya menyimpan relic Buddha did alamnya. Area Shwedagon Pagoda ini cukup luas, jadi sediakan waktu untuk keliling.
Tiket masuk ke Shwedagon Pagoda adalah 10.000 Kyat untuk foreigner.
Jangan lupa untuk masuk temple ada dresscode yang harus dipatuhi, yaitu harus memakai baju berlengan dan menutupi lutut. Alas kaki jugaharus dicopot dan dititipkan.
Aku kesini di sore hari menjelang malam supaya bisa melihat Shwedagon Pagoda saat malam hari dengan lampu-lampunya.
HOTEL TO AUNG MINGALAR BUS STATION
Malam itu kami langsung menuju ke kota kedua di Myanmar, Bagan!
Bagan lokasinya cukup jauh dari Yangon, sekitar 10 jam menggunakan bus jalur darat. Kebanyakan orang naik sleeper bus dari Yangon ke Bagan, berangkat malam dan sampai sana pagi hari. Jadi sekalian tidur di bus. Bisa juga naik pesawat untuk yang punya extra budget atau terbatas waktu liburannya, perjalanan kira-kira 1,5 jam.
Bus keluar kota dari Yangon kebanyakan dari Aung Mingalar Bus Station. Lokasinya sekitar 1,5 jam dari tengah kota Yangon. Traffic-nya bisa macet sekali terutama di jam rush hour, jadi sebaiknya spare waktu 2-3 jam sebelum jam keberangkatan untuk berangkat dari downtown Yangon.
Setelah ambil tas di hotel, kami menuju Aung Mingalar Station dengan bus nomor 36 dari Sule Pagoda. Thanks to the hotel staff who told us! Bus-nya hanya 200 Kyat per orang. Kalau naik Grabcar, bisa 20.000-an karena macet sekali.
Bus-nya nyaman namun penuh terus sepanjang rute 1,5 jam tersebut. Beruntung di tengah jalan orang yang duduk di depanku turun, jadi bisa dapat kursi.
YANGON TO BAGAN BY JJ EXPRESS BUS
Di Aung Mingalar Bus Station ini, banyak sekali merek bus yang akan membawa kamu ke berbagai kota di Myanmar. Salah satu merek yang sering digunakan foreigner adalah JJ Express.
Harga JJ Express ini relatif lebih mahal dibanding brand lain. Tapi 2x aku naik bus mereka memang kualitasnya bagus sih. Berangkat on time, dan sampai malah lebih cepat dari perkiraan. If you want to book other brand for more affordable price, I think it is okay too. Just do your research first.
Untuk bus sekitar ASEAN aku biasa beli lewat aplikasi langgananku 12go.asia!
Powered by 12Go Asia system
Bus JJ Express Yangon-Bagan terbagi menjadi 2 kelas: First Class (VIP) atau Premium Economy.
First Class VIP kursinya lebih besar dan nyaman. Tersedia TV, snack box, minuman, tisu basah, selimut. Yang Premium Economy kursinya lebih kecil tapi masih nyaman juga kok. Dapat air botol, tisu basah, dan selimut juga.
Kami pilih naik Premium Economy karena kami pasti tidur doang sepanjang jalan. Kalau kalian tipe yang susah nyaman perjalanan panjang, atau pertama kali naik sleeper bus, bisa pilih yang VIP saja. Harga VIP sekitar Rp 300.000,- dan Premium Economy sekitar Rp 200.000,-.
Tiket JJ Express bus juga bisa di-booking melalui app JJ Express, pembayaran bisa dengan credit card.
RESUME ITINERARY & BUDGET DAY 1, 2:
- Perhitungan di atas untuk 2 orang (2 pax)
- MMK adalah hitungan dalam Myanmar Kyatt, dan IDR untuk perkiraan dalam Rupiah (dengan asumsi 1 MMK = IDR 10)
- Trip di atas dilakukan pada bulan Januari 2020
- Belum mencakup budget belanja, makan, dan jajan-jajan sampingan
Hariku di Yangon memang pendek karena tujuan utamaku adalah Bagan, lalu Mandalay. See you in the ancient city, Bagan post!
As usual you always succeed make me envy 😄. Details about the experience is good, that we looking for traveling. Keep up the good job Anandary
Thank you so much Pugar for reading! Myanmar wajib dikunjungi sih, cantik dan relatif murah negaranya 😀
Will do Anandary, many thanks for your suggestion 😊
Thank you so much Pugar for reading! Myanmar wajib dikunjungi sih, cantik dan relatif murah engaranya 😀
Blognya sangat membantu kak, terus nulis di blog ini yaaa 😍
Thanks so much Elya! Will try to write more! 🙂
sayang bgt nggak ke inle lake,, semoga next time bisa ke sana yes.. aku kalau ke myanmar malah paling pgn ke inle lake ini..
-Traveler Paruh Waktu
Iyaaa! Kurang Inle Lake aja kemarin padahal hahaha tapi sudah cukup puas banget sih bisa lihat balon udara di Bagan.
soon bakal ikutin rencana trip myamar kak Je. Rencananya 2020 ke Myanmar, eh…. koronces 🙁 SAD banget
Huhuhu sabar yaaa! Semoga 2021 udah bisa. Awal tahun, biar dapet balon udara juga! Semangat semangat! Jangan lupa jaga kesehataaaan
samaaa, gue juga tahun depan mau ke myanmar dan vietnam. awalnya desember tahun ini dah rencana ke vietnam, taunya coronces. vaksin katanya udh uji coba, yeh mudah2an segera habis lah corona ini. udh pengen jalan2. huhuhu stuck di rumah terus, ide macet nih jadinya
Semangat yaaa!!! Nabung yang banyak aja sekarang biar nanti tripnya foya-foya hahaha
woahh makaasih ka jadi buat pengen banget kesana!!!!! semoga pandemi segera berlalu
Amiiiin!
Hai kak, rencana nih aku pengen ke myanmar tips cari tiket murah nya dong, terimakasih sebelumnya
Nggak ada triknya sih, aku waktu itu beli tiket yang penting bukan high season aja. Tapi itu before pandemic ya.
Hi kak. Mau nanya, untuk masuk ke pagoda seperti shwedagon itu apakah cewek muslim berhijab diperbolehkan masuk? Thanks sebelumnya! 🙂
Boleh kok