Jika ditanya kota apa yang wajib dikunjungi di Myanmar, aku akan menjawab BAGAN! Bagan is special. Menginjakkan kaki di kota kuno ini bagaikan masuk ke dimensi lain. Waktu terbaik mengunjungi Bagan adalah antara bulan November hingga Maret, karena di bulan inilah balon udara melintas di atas kota yang termasuk UNESCO Heritage Site ini tiap paginya.
Dari 3 kota yang kukunjungi di Myanmar, Bagan took my heart away. Belum pernah aku mengunjungi kota lain yang seperti Bagan. Bayangkan sebuah area yang 70% isinya adalah 2000-an temple kuno. Rasanya seperti masuk set film Indiana Jones, Tomb Raider, atau film petualangan lainnya.
Di masa lalu, kota Bagan adalah ancient city yang berisi sekitar 10.000 temple. Seiring dengan waktu berjalan, ribuan temple itu banyak yang rusak juga digerus umur. Sekarang tersisa sekitar 2000-an temple. Terdapat temple-temple besar yang masih menjadi tempat ibadah masyarakat, sisanya adalah temple kecil yang tersebar di penjuru Bagan.
Perjalanan kami ke Bagan dimulai dari kota Yangon menggunakan sleeper bus. Bisa dibaca di Myanmar Trip Part 1: Yangon.
DAY 3
YANGON TO BAGAN SHWE PYI BUS STATION
Naik sleeper bus dari Yangon ke Bagan, akan turun di Bagan Shwe Pyi Bus Station. Lokasinya agak di pinggir kota Bagan, dekat Nyaung U Airport.
Kami naik sleeper bus yang berangkat jam 10 malam dari Yangon, tiba di Bagan pukul 6 dini hari. Estimasi perjalanan Yangon-Bagan sekitar 9-10 jam, tapi ternyata kami hanya butuh 8 jam saja. Mungkin karena berangkatnya malam sekali jadi jalanan lebih sepi.
Begitu tiba di Bagan Shwe Pyi Bus Station, turun bus akan langsung dirubungi oleh supir taksi yang menawarkan diri mengantarkan ke penginapan. Tiba subuh hari begitu, memang tidak banyak pilihan transportasi lain untuk ke kota. Selain taksi ada yang menawarkan semacam ‘dokar’ atau ‘delman’ juga dengan kuda. Tapi kami ogah karena pagi itu dingin sekali, brrr! Mungkin kalo bule sih akan tertarik ya kan unik bagi mereka.
Untuk harga taksi ke kota, harus pintar menawar dan tergantung lokasi penginapan juga. Kami menginap di daerah Nyaung U. Setelah proses menawar, setuju dengan 8000 Kyat untuk taksi ke hotel. Ini kayaknya agak kemahalan sih, soalnya Nyaung U ternyata terdekat dari stasiun dibanding area Old Bagan atau New Bagan.
Perjalanan ke hotel sekitar 10-15 menit saja.
BAGAN ENTRANCE FEE
Aku sempat baca di blog, IG Story, forum dan lain-lain, bahwa untuk masuk Bagan, ada entrance fee sebesar 25.000 Kyat untuk foreigner. Ada loketnya di dekat bus station. Biasanya akan dicegat disana untuk bayar. Tapi, jujur aja, pas kami naik taksi dari bus station ke hotel kami nggak di-stop dan nggak disuruh bayar apa-apa. Supirnya nyetir langsung aja gitu ke hotel. Kami kira mungkin ditagih saat check in di hotel tapi ternyata enggak juga. Bahkan sampai akhir trip kami di Bagan kami nggak pernah ditagih.
Sempat baca, kalau ke temple-temple besar seperti Ananda Temple, Shwezigon Pagoda, kadang ada petugas yang akan minta cek tiket tersebut. Tapi selama 3 hari aku di Bagan, nggak pernah diminta sih. Mungkin karena mukanya masih kayak muka lokal ya? Intinya kami nggak pernah bayar entrance fee tersebut. Padahal udah siapin budget buat bayar.
WHERE TO STAY IN BAGAN
Ada 3 daerah yang menjadi pilihan turis untuk menginap di Bagan:
- Nyaung U: Daerah paling ramai dan padat penduduk, karena inilah area pertama hotel dan hostel di Bagan dibangun. Lokasinya paling dekat dari stasiun atau airport Bagan. Toko, kafe, dan restoran, paling banyak disini. Menjelang malam pun masih ramai. Tapi karena area lama, hotelnya pun kebanyakan agak tua. Hotel baru kebanyakan dibangun di area lain. Agak jauh juga dari pusat temple-temple, tapi nggak masalah jika sewa e-bike. Aku menginap di daerah sini, di Wut Hmon Thit Guesthouse
- Old Bagan: Daerah inilah tempat temple-temple berada. Karena termasuk archaelogical zone, jadi pilihan hotel tidak terlalu banyak dan kebanyakan hotel yang ada disini adalah resort dan hotel berbintang. Harga penginapan juga relatif lebih mahal. Toko, kafe, dan restoran tidak banyak di sekitar sini. Namun lokasinya paling dekat dengan temple-temple.
- New Bagan: Area terbaru yang dikembangkan di daerah Bagan. Banyak hotel baru di daerah ini. Harganya relatif lebih murah dari Old Bagan, namun lebih mahal dari Nyaung U. Lokasinya paling jauh dari stasiun dan airport. Kalau malam hari relatif sepi dan gelap.
Menurutku, 3 area ini semuanya oke untuk menginap. Sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing saja. Jika suka tempat yang ramai, banyak jajanan, dan relatif murah, bisa pilih Nyaung U. Jika mau penginapan berbintang dan dekat ke temple, bisa pilih Old Bagan. Jika mau menginap di hotel baru dan suasana yang lebih sepi, bisa pilih New Bagan.
WUT HMON THIT GUEST HOUSE
Selama di Bagan, kami menginap di Wut Hmon Thit Guest House. Lokasinya di Nyaung U. Per malamnya sekitar Rp 250.000,-, sudah termasuk breakfast sederhana roti bakar, kopi, teh, dan buah.
Kamarnya luas, kamar mandinya ada air panas. Ada TV dan kulkas. Untuk TV hanya ada 2 channel lokal, yang kadang berubah jadi channel HBO. Lalu kemudian tiba-tiba berubah jadi channel lokal lagi hahaha. Ada AC tapi jarang kami nyalakan karena surprisingly kamarnya sejuk walaupun siang hari.
Terbaiknya sih, kami sampai di hotel jam 6 pagi dan boleh early check in! Yay! Dari yang semestinya check in jam 2 siang. Tanpa ekstra fee. Staff disana juga helpful.
Persis di samping hotel ada penyewaan e-bike. Very convenient karena kami selalu sewa e-bike pagi buta sebelum sunrise.
Sempat browsing juga hotel yang dari rooftop-nya bisa lihat temple dan balon udara, yaitu Bagan Temple View Hotel. Lokasinya daerah New Bagan. Tapi akhirnya pilih menginap di Nyaung U aja karena lebih murah dan memang mau blusukan aja cari balon udara nanti. Bisa jadi pilihan buat yang nggak mau blusukan dan mau lihat balon udara dari hotel saja.
HOW TO GET AROUND BAGAN
Beberapa pilihan transportasi di Bagan:
- Sewa mobil + driver: Moda transportasi paling nyaman untuk keliling Bagan. Paling sesuai buat yang males panas-panasan, males nyetir, nggak mau kena debu (Bagan is very dusty). Harganya paling mahal, tapi enak sih tahu nyampe aja ke tujuan. Sekitar 45.000 Kyat untuk seharian, sudah termasuk bensin. Cons-nya adalah, susah untuk blusukan ke temple kecil yang agak terpencil dengan mobil.
- Sewa tuktuk: Tuktuk atau bajaj. Pilihan yang agak lebih murah dibanding sewa mobil. Sekitar 30.000 Kyat untuk 12 jam. Bisa untuk maksimal 3 orang, tergantung ukuran tubuh penumpang. Cons-nya naik tuktuk, berdebu! Tentunya berisik dan bergetar sepanjang jalan.
- Sewa e-bike: Opsi favoritku untuk menjelajah Bagan. Bisa sepuasnya blusukan kalau pakai e-bike! Tentu harus bisa nyetir motor, karena Bagan jalannya berpasir jadi menurutku butuh skill naik motor yang mumpuni sih. Rent-nya sekitar 8000 Kyat untuk seharian, atau sampai batere-nya habis. Cons-nya, kalo batere e-bike habis tengah jalan repot banget! Dan ini sering kejadian di antara turis-turis. Beberapa kali lihat e-bike ditarik motor di jalan soalnya. Dan tentunya berdebu ya, jadi jangan lupa bawa buff atau masker.
SEWA E BIKE
Karena lelah perjalanan naik bus dan keasyikan dapat early check in, hari pertama di Bagan kami tidur siang sampai sore. Sekitar jam 4 sore, kami baru keluar hotel untuk sewa e-bike. Tujuannya mau cari makan dan sunset, sekaligus lihat kondisi Bagan buat berburu sunset esok hari.
E-bike ini ibarat sepeda motor tapi tenaga batere listrik. Sering banget baca cerita orang kehabisan batere pas naik e-bike ini, jadi harus perhitungan sih. Kalau kehabisan batere di tengah temple kebayang repotnya. Kami pernah rent untuk seharian, dan hotel masih 3 KM jauhnya tapi batere tinggal 1 bar! Untung masih cukup sampai hotel, fiuuh! Nyaris kami kudu dorong e-bike.
Rent e-bike di Bagan harganya variatif. Tergantung jam dan lokasi penyewaan. Untuk rent seharian biayanya sekitar 8000 Kyat. Biasanya harus dikembalikan sebelum pukul 19.30, karena tiap malam e-bike harus di-charge untuk esok harinya. Selama di Bagan kami sewa e-bike tiap harinya.
Di Myanmar, khususnya Bagan, jangan lupa download aplikasi MAPS.ME! Ini lebih lengkap dibanding Google Map. Banyak spot hidden gem hasil share dari traveler lain.
SUNSET IN IRAWADDY RIVER
Berbekal browsing dari app MAPS.ME, ketemu tempat sunset ini. Menghadap ke sungai Irawaddy. Lumayan ramai tapi nggak ramai banget. Masuknya gratis. Lokasinya di Old Bagan.
DINNER @ ROYAL II RESTAURANT
Malam itu, pengen cari makan di daerah New Bagan. New Bagan ini memang relatif lebih sepi dan kalau malam agak minim pencahayaan. Tapi resto-nya cukup banyak. Setelah browsing di TripAdvisor, kami pilih makan di Royal II Restaurant. Pilihan menunya adalah Indian food dan Chinese Food. Rasanya lumayan enak. Dan lagi, citarasa makanan Myanmar itu mirip makanan Indonesia. Jadi kami cocok-cocok aja.
Selesai makan kami ditawari permen buah kering gratis dan enak banget!!! Nyesel nggak ambil lebih banyak hehehe.
DAY 4
HOT AIR BALLOON HUNTING PART 1
Sunrise di Bagan mulai sekitar jam 6.30 pagi. Jam 5.30 pagi kami udah keluar dari hotel untuk hunting sunrise naik e-bike! Dari semalam kami sudah browsing kira-kira dimana lokasi yang oke untuk lihat hot air balloon. Tapi karena belum pernah, jadi agak clueless juga. Note: Pagi-pagi di Bagan bulan Januari itu dingin banget! Nyesel aku cuma bawa cardigan.
Kebanyakan orang pilih untuk manjat temple untuk berfoto dengan balon udara. Tapi, sejak tahun 2018 memanjat temple di Bagan sudah dilarang. Banyak temple yang rusak karena dipanjat turis, dan ada beberapa kasus turis jatuh. Semakin hari semakin banyak temple yang ditutup akses rooftop-nya. Tourist police juga makin banyak yang berjaga. 2020 ini aku rasa 80% temple sudah ditutup akses rooftop-nya.
Untuk turis yang masih ‘kekeh’ untuk panjat temple, beberapa warga lokal seringkali menawarkan diri memberi tunjuk temple yang masih bisa dipanjat. In exchange of money, of course. Kami beberapa kali ditawari juga saat lagi naik motor pagi-pagi, tapi kami tolak. Aku pun nggak mau kasih contoh ke pembacaku untuk manjat temple. Kenapa? Kalau candi kita di Indonesia dipanjat turis demi foto-foto, apa kita nggak marah? Kalau candi kita sampai rusak? Is it worth it? Menurut aku foto dengan background candi udah bagus banget kok 🙂
Hunting hot air balloon hari pertama ini sebenarnya kurang sukses. Lokasi kami mepet banget sama pagoda jadi agak susah ambil fotonya. Tapi tetap dapat moment pas balon udaranya lagi dekat sekali. Balon udara di Bagan mulai terlihat dari jam 07.00 hingga 08.00. Balon udara ini akan keliling di atas kota Bagan, dan momen lewat di dekat kita mungkin hanya 10-15 menit! Jika mau dapat foto yang bagus, jangan sampai kehilangan momen ya. Cepat pose, cepat ambil foto, klik, klik, klik! TIMING IS KEY!
Untuk yang mau nyontek, lokasi ini ada di dekat Dhammayazaka Temple, temple merah-gold di belakangku. Bisa di-search di app MAPS.ME.
Kalau tertarik naik balon udara di Bagan, biayanya sekitar 300 USD per orang. Ada beberapa merk balon udara di Bagan. Kali ini aku memang tidak rencana naik balon udara. But if I do, I will pick Balloons Over Bagan. Company ini balon udaranya cantik, vintage gitu. Dan lihat foto beberapa orang di area sebelum take off juga cakep banget! Penumpang juga dijemput di hotel masing-masing dengan van jadul gitu. Love! One day, amen!
ANANDA TEMPLE
Salah satu temple paling cantik di Bagan. Warnanya putih gading, Ananda Temple.
Masuk temple di Bagan tidak perlu bayar tiket. Jangan lupa tiap masuk temple, harus mematuhi dresscode. Baju harus berlengan dan bawahan menutupi lutut. Tidak boleh pakai alas kaki, jadi pakailah sandal supaya gampang lepas-pasangnya.
BU PA YA TEMPLE
Salah satu temple bentuknya terunik, Bu Pa Ya Temple. Makanya aku pilih kesini. Lokasinya juga di sisi sungai.
LET PUT KAN TEMPLE
Salah satu abandoned temple yang kami datangi, Let Put Kan. Cantik! Walaupun sudah mulai tinggi-tinggi rumput liar di sekitarnya.
BAGAN VIEWING TOWER
Tempat resmi yang bisa ‘dipanjat’ untuk melihat balon udara dari ketinggian di Bagan adalah Bagan Viewing Tower.
Dari Bagan Viewing Tower, kamu bisa lihat Bagan 360 derajat. Tiket masuknya USD 5 per pax, bisa dibayar dengan Kyat ataupun USD.
Pas kesana, lagi ramai banget karena ada rombongan turis China. Jadi agak kurang nyaman sih.
DAY 5
HOT AIR BALLOON HUNTING PART 2
Hari ketiga di Bagan, dan inilah kesempatan terakhir untuk hunting balon udara. Siang nanti kami sudah ada jadwal bus ke kota Mandalay.
Karena sudah tahu ‘medan’ dan jadwal keluar balon udara, kami berangkat lebih siang daripada hari kemarin. Kami keluar dari hotel jam 6 pagi. Langsung menuju ke area incaran kami. Hari ini kami mau cari tanah lapang saja yang ada temple di belakangnya untuk jadi background foto.
Di tengah naik motor ke area Old Bagan, tiba-tiba ada anak muda lokal yang boncengan naik motor juga menawarkan menunjukkan spot melihat balon udara. Iseng, siapa tahu bisa jadi konten blog, aku mengiyakan. Dia nggak minta fee, cuma dia akan menunjukkan jualan souvenir-nya nanti. Okelah, toh aku juga pengen belanja souvenir. Jadilah kami mengikuti motor mereka.
Ternyata dia membawa kami ke semacam, bukan temple sih, tapi kayak bangunan batu gitu. Bingung apa namanya. Bisa dinaiki. Dan ternyata disana sudah banyak turis yang menunggu balon udara. Si anak muda ini bilang nanti balon udaranya akan lewat dari arah kiri ke kanan. Dia sempat menunjukkan hasil foto di handphone-nya.
Ehm, ini agak di luar ekspektasi kami. Apalagi, sepertinya dari foto yang ia tunjukkan lokasi balon udara terbang kayaknya agak jauh. Kami juga nggak bawa lensa zoom.
Akhirnya aku pun bilang, dalam bahasa Inggris, yang intinya, “Bisa antar ke tempat lain aja nggak? Mau yang lapangan luas, ada temple di belakang, dan ada sunrise-nya?” Sambil kutunjuk hasil foto orang di Instagram. Dia ngobrol sebentar ke temannya, sambil browsing di handphone-nya. Jam sudah menunjukkan pukul 6.45 pagi . 15 menit lagi balon udara pasti muncul. Dia pun bilang, “Okay. Follow me!” Dan kami pun naik motor dan pindah tempat lain.
Dibawanya lah kami ke tempat ini. And it was perfect! Areanya luas, ada sunrise, dan ada temple kecil-kecil di belakang.
Setelah balonnya pergi, kami pun melihat ‘jualan’ anak itu. Kami berkenalan, ternyata namanya Zawzaw. Keluarganya berjualan lukisan khas Bagan. Lukisannya dibuat dengan campuran pasir Irawaddy River. Unik ya? Harganya berbeda tergantung jenis lukisannya. Bisa nawar kok. Tapi ya jangan sadis-sadis ya, kan hitung-hitung membantu pariwisata lokal.
Oh ya, ini nomor Whatsapp Zawzaw kalau kalian tertarik butuh jasanya. Tapi dia sekolah sih, jadi mungkin hanya bisa bantu antar kalian ke spot foto di hari Sabtu atau Minggu. Kebetulan saat aku kesana itu hari Minggu. Zawzaw Bagan Painting: +95 9 888 729781
Berikut location jika kalian mau nyontek tempat ini untuk lihat balon udara:
Berakhirlah 2 pagi hari yang hectic di Bagan karena mengejar balon! Hahaha. I am definitely not a morning person, hampir nggak pernah bangun di bawah jam 7 pagi kalo trip, biasanya. But it was all worth it!
SHWEZIGON PAGODA
Sebelum cabut ke Mandalay, sempatin diri visit ke satu temple lagi karena masih ada sedikit waktu. Salah satu temple besar di Bagan, agak mengingatkan akan Shwedagon Pagoda di Yangon tapi versi lebih kecil. Shwezigon Pagoda.
‘MIE YAMIN’ DI BAGAN
Kayaknya ini akanan terenak yang kucicipi di Myanmar. Aku dapat karena random aja, asal nunjuk sebuah warung di dekat hotel. Melirik tamu warung tersebut makan mie, aku langsung aja, “Makan disana yuk!”
Jujur nggak tahu nama restonya apa, menunya apa. Karena semua tertulis dalam aksara Burmese. Yang pasti sih ini mie ya, dan agak manis gurih gitu. Sebut saja ‘mie yamin’ Bagan. Hahaha. Enak banget, sampai nambah. Begitu bayar, cuma 4200 Kyat. 1000 Kyat per mangkok, 100 Kyat untuk minumannya. MURAH BANGET! Mengetik ini aja rasanya aku ngiler terbayang mie-nya huhu. Nyesel kenapa baru nyoba ini detik-detik terakhir di Bagan.
TO MANDALAY WITH JJ EXPRESS BUS
Setelah check out, kami minta tolong staf hotel untuk memanggilkan taksi. Kami pun menuju ke Bagan Shwe Pyi Station lagi. Ternyata yang datang adalah tuktuk. Okelah, belum pernah naik tuktuk juga di Bagan. Harga tuktuk 6000 Kyat.
Untuk ke Mandalay, kami naik JJ Express Bus lagi. Sudah booking online dari sebelumnya. Biayanya dalam USD, sekitar 10.000 Kyat per orang. Bisa book melalui 12go.asia atau app JJ Express Bus.
Powered by 12Go Asia system
Banyak banget temple besar terkenal maupun yang kecil tak bernama bisa dikunjungi di Bagan. Yang besar masih ada Shwesangyi Temple, Htilo Minlo, Sulamani Temple, Dhammayangyi Temple, dan lain-lain. Temple yang kukunjungi hitungannya cuma sedikit, karena memang nggak ‘ngoyo’ dan mau santai pace-nya. Target utamanya memang foto dengan latar balon udara, dan Puji Tuhan tercapai 😀
If you love temple-hopping, you won’t regret visiting Bagan! Kota favoritku di Myanmar.
See you in Mandalay post!
RESUME ITINERARY & BUDGET DAY 3, 4, 5:
- Perhitungan di atas untuk 2 orang (2 pax)
- MMK adalah hitungan dalam Myanmar Kyatt, dan IDR untuk perkiraan dalam Rupiah (dengan asumsi 1 MMK = IDR 10)
- Trip di atas dilakukan pada bulan Januari 2020
- Belum mencakup budget belanja, makan, dan jajan-jajan sampingan
Nagiiiih blognyaa, keren, informatif,enak dibaca dan jadi nambah bucket list.
ditunggu untuk part 3 nya 🙂
Thank you Anggun for reading! Iya ini aku lagi tulis part 3 nya, ditunggu yaa!
Racikan artikelnya sangat komplit, informatif, nice pokoknya
Terima kasih banyak Tardi, sudah membaca! Semoga infonya berguna dan menyenangkan untuk dibaca ya 🙂
Udah baca dan next ini emg trip yg aku bakal kunjungi segera. Makasih ka jeee infonya lengkap!
Yay, so glad to hear that! Iri deh sama kamu mau ke Myanmar hehehe
Menarik nih spotnya. Kalau orang-orang update tentang Myanmar, saya pasti mupeng kalau lihat Bagan, hehehe. Ngomong-ngomong pakai lensa apa saja, Mbak?
Bagan terbaaaaik! Kalo ke Myanmar harus ke Bagan terutama kalo lagi balloon season hehe. Ini lensa Sony 28 mm f2, tapi beberapa pake kamera hp aja 🙂