Setelah seminggu di Taiwan, kami langsung menuju Vietnam. Atas pertimbangan tiket pesawat dan tujuan wisata, akhirnya terpilih ibukota Vietnam yaitu Hanoi sebagai kota tujuan pertama!
Jika kalian ada rencana ke Vietnam, sebelum trip lebih baik sediakan waktu untuk bersemedi untuk research memilih kota apa saja yang akan dikunjungi. Ini kalau waktu traveling kalian terbatas ya, kalau waktunya unlimited sih boleh coba visit ke semuanya.
Vietnam punya banyak wisata menarik, tapi kebanyakan tersebar di berbagai kota. Beberapa kota terkenal yang sering jadi tujuan wisata misalnya Hanoi, Da Nang, Hoi An, Sapa, Hue, Ho Chi Minh City, dan lain-lain. Bentuk negara Vietnam yang memanjang bikin antar kota lumayan jauh-jauh banget. Susah untuk bisa keliling semuanya tanpa menghabiskan waktu di jalan (kecuali ada extra budget untuk naik pesawat terus).
Saranku kalau berlibur ke Vietnam dan akan eksplor beberapa kota, lebih baik masuk dari kota A lalu keluar dari kota B. Irit waktu dan tenaga tidak capek di jalan.
Ini juga alasan mengapa aku pilih masuk Vietnam melalui Hanoi dan keluar Vietnam dari Da Nang. Awalnya mau lanjut jalur darat ke Ho Chi Minh City lalu lanjut Siem Reap di Kamboja sekalian malah! Tapi kayaknya sudah terlalu melelahkan hahaha. Maybe next time 🙂
Aku di Hanoi hanya 2 hari 2 malam. Style trip-nya lebih banyak makan dan duduk-duduk di kafe hehe. Sudah puas loncat-loncat tempat wisata di Taiwan selama seminggu, jadi pengen lebih santai. Ternyata enak juga ngetrip model begini, tidak ngoyo ke destinasi wisata. Hanoi juga menarik banget sih kafe dan tempat nongkrongnya!
DAY 1 (NIGHT)
NO BAI INTERNATIONAL AIRPORT
Dari Taichung, Taiwan, pesawat bertolak langsung ke Hanoi, Vietnam. Yay, negara baru! Selalu excited kalau ke negara yang belum pernah dikunjungi.
Trip Vietnam ini masih kelanjutan dari tripku ke Taiwan sebelumnya (baca Taiwan Trip Part 1, Taiwan Trip Part 2). Tiket pesawat dari Taiwan ke Vietnam lumayan murah, jaraknya memang tidak terlalu jauh. Aku dapat tiket sekitar Rp 900.000,- untuk one way. Kebetulan ada voucher diskon dari Traveloka juga waktu itu, jadi Rp 700.000,-. Total damage tiket pesawat untuk berdua dari Taichung ke Hanoi jadi sekitar Rp 1.400.000,- one way. Maskapai VietJet. Please note, harga ini tanpa bagasi terdaftar ya. Aku hanya pakai bagasi kabin 7 kg.
No Bai International Airport sudah modern, dan desain luarnya mirip banget sih Terminal T3 Ultimate di Jakarta. Sampai rasanya deja vu hahaha. Vietnam masih termasuk negara ASEAN, sehingga WNI tidak perlu visa asal stay tidak lebih dari 30 hari. Saat di imigrasi, tinggal kasih paspor saja. Petugasnya hanya tanya, “How long will you stay here?” dan kujawab “A week.” Tanpa babibu lagi, langsung dicap paspornya.
Pesawat kami mendarat di malam hari sekitar jam 20.00. Dari hasil baca-baca blog, untuk transportasi dari airport ke hostel ada bus umum yang murah walau jarak tempuhnya panjang. Tapi karena sudah malam, kami sudah capek dan bawa backpack berat juga, jadi pilih naik Grab car. Tinggal keluar ke kedatangan dan order via app, tujuannya ke hostel kami di daerah Old Quarter. Tarif Grab-nya saat itu VND 280.000 (sekitar Rp 170.000,-).
TUKAR UANG DI VIETNAM
Di airport aku sempat tukar uang di money changer. Aku memang bawa beberapa ratus uang USD, dan malas tarik ATM karena kena charge. Sebenarnya aku jarang tukar USD kalau trip di luar negeri begini, tapi keburu galau kalau tarik ATM. Kalau tarik terlalu sedikit, nanti saat kurang mesti tarik lagi dan kena charge lagi. Kalau tarik terlalu banyak, takut nggak habis sedangkan uang Dong pasti nilainya rendah kalau ditukar ke Rupiah di Indonesia nanti. My indecisive a**. Beginilah kalau tidak tahu mau spend berapa, tapi juga nggak mau boros 🤣
Bagusnya sih, do your own research and decide a budget from the start. Jadi ambil ATM sekali aja biar gak kena charge berkali-kali. Tapi seringnya, aku ambil ATM 2-3 kali kalo ke luar negeri dan itu boros huhu. Kalau ke negara yang sudah maju sih mungkin lebih enak apa-apa bisa cashless dan pakai kartu saja untuk bayar-bayar.
Rate tukar USD di airport No Bai lumayan oke kok, dan nggak terlalu jauh dari rate yang kusearch di Google saat itu.
BACKY POSH HOSTEL
Untuk di Hanoi, aku pilih stay di daerah Old Quarter karena tujuan wisataku di Hanoi kebanyakan dekat sana. Nanti kemana-mana tinggal jalan kaki saja. Old Quarter ini daerah touristy. Banyak banget pilihan hotel dan hostel, tapi aku pilih Backy Posh Hostel karena dekat dengan tempat bus untuk lanjut ke Da Nang nanti. Tak lupa setelah mengecek review di TripAdvisor, review-nya juga oke.
Browsing hostel di Hanoi pasti bahagia karena MURAH bangeeeet. Harga menginap semalam di Backy Posh Hostel cuma 60 ribuan aja per orang. Hostelnya bagus, bersih, dan lokasinya strategis. Harga hostel segini hampir nggak mungkin didapetin di Bangkok, apalagi Singapore. Yang aku kurang suka dari hostel ini cuma bunkbed-nya. Layout bunkbed-nya tipe bukaan di depan bukan di samping jadi agak sempit dan repot kalau mau naik turun.
OLD QUARTER AT NIGHT – CRAZY TRAFFIC!
Setelah check in, jam 22.30 malam kami keluar hostel untuk cari makan malam. Ternyata suasananya masih ramai!
Satu hal yang mau kutekankan tentang jalanan di Hanoi (dan sepertinya seluruh Vietnam), traffic-nya gilaaaaa! Bukan macetnya tapi semrawutnya itu lho! Mobil dan motor sembarang nyelonong dengan kecepatan tinggi, sambil klakson pula. Jalan kaki di Hanoi jujur aja bikin stres takut keserempet. Kayaknya jalanan disana pakai hukum rimba. Dan ini terjadi pagi maupun malam hari.
Sejak ke Vietnam, aku merasa pengendara di Jakarta itu hitungannya mellow lho. Luar biasa sih. Harus cobain sendiri sensasinya jalan kaki di Hanoi!
MAKAN PHO
Dari rekomendasi mbak staff hotel Backy Posh Hostel yang baik banget (dan cantik juga), kita menuju ke Pho 10. Katanya restoran Pho 10 ini resto pho paling enak dan populer di Old Quarter. Ternyata begitu sampai sana sudah tutup. Eh, tapi persis di sampingnya ada kios pho yang masih buka juga. Kepalang lapar, akhirnya kesana. Rasanya enak juga. Tapi harap dicatat, ini pho pertama kami di Vietnam jadi nggak punya standar. Dan karena lapar, apa aja juga enak sih hahaha.
DAY 2
PHO 10
Karena aku bangun siang, adikku akhirnya keluar hostel sendiri mencari sarapan hahaha. Akhirnya dia nyobain Pho 10 yang kemarin kami datangi tapi keburu tutup. Katanya enak dan segar kuahnya. Lebih enak dari pho yang kami makan semalam. Kalo siang hari dan jam makan siang, Pho 10 antriannya mengular lho.
LUNCH @ GARDEN HOUSE RESTAURANT
Hari kedua ini aku keluar hotel siang hari. Keenakan leyeh-leyeh di hostel. Setelah browsing TripAdvisor, kami pilih makan siang di Garden House restaurant.
Pilihan masakannya khas Asia Tenggara, Vietnamese food tapi agak mirip Thailand juga. Untuk lidah Indonesia, mestinya cocok makan disini. Masakannya enak tapi entah kenapa di lidahku agak terasa hambar? Entah memang Vietnamese food rasanya lebih plain dibanding masakan Indonesia, atau memang bumbunya sudah disesuaikan dengan lidah bule? Yang jelas, beberapa kali makan di Hanoi ngerasa masakannya kurang bumbu.
Tapi restoran ini recommended sih, tempatnya bersih, nyaman, pilihan menunya banyak, harganya juga affordable.
GIANG CAFE
THE HIGHLIGHT OF MY HANOI TRIP. EGG COFFEE!
Gara-gara nonton reality show Korea, Salty Tour, yang episode ke Hanoi, aku jadi ke kafe ini. Menu andalannya adalah egg coffee atau kopi telur.
Dari Salty Tour juga, aku tahu sejarah egg coffee di Vietnam. Pada masa perang dulu, susu harganya mahal. Karena itu, mereka mengganti susu dengan telur sebagai campuran kopi. Ternyata rasanya enak! Dan sekarang jadi salah satu minuman khas di Hanoi.
Ada 2 jenis egg coffee yang bisa dipesan di Giang Cafe, hot atau ice. Aku tentu pilih yang ice, dan AKU JATUH CINTA. Kirain bakal bikin eneg, tapi enggak sama sekali. Entah bagaimana mengolahnya, namun telurnya terasa seperti susu. Tidak amis. Aku pun habis 2 gelas. Besoknya juga balik kesini lagi untuk bungkus hehe. Harganya cuma VND 25.000 per gelas (sekitar Rp 15.000,-). Love!
Giang Cafe ini populer sekali dan hampir tidak pernah sepi. Agak susah cari kursi disini, terutama kalau datang berbanyak. Karena kami cuma berdua, lumayan gampang dapat kursinya. Ada 2 lantai untuk duduk di Giang Cafe, aku rekomen duduk di lantai atas karena lebih lega.
THE NOTE COFFEE
The Note Coffee ini sudah lama nongkrong di kolom ‘save’ ku di Instagram. Kafe unik di Hanoi yang seluruh ruangannya dipenuhi notes warna-warni. Unik ya?
The Note Coffee lokasinya persis di area Hoan Kiem Lake, strategis sekali di tengah Old Quarter. Bentuknya agak mirip ruko, area duduknya ada sekitar 4 lantai.
Pilih meja di dekat jendela, supaya bisa duduk-duduk di sore hari sambil ngopi dan melihat pemandangan danau.
DAY 3
SEREIN CAFE
Penasaran dengan cafe yang punya pemandangan Long Bien Bridge, aku pun mampir ke Serein Cafe. Cukup jalan kaki saja dari hostel, nggak terlalu dekat sih. Tapi cuaca Hanoi yang adem bikin rasanya fine-fine saja jalan jauh.
Long Bien Bridge ini didesain oleh Gustave Eiffel, desainer yang sama yang mendesai menara Eiffel di Paris, Perancis. Pada masa perang Vietnam, jembatan ini rusak cukup parah dan hanya tersisa sebagian.
This is one of unique feelings you get in Hanoi. Ada cita rasa Eropa sekaligus vintage di tiap sudut kotanya.
ST. JOSEPH’S CATHEDRAL
Katedral bergaya gothic masih di area Hoan Kiem Lake. St. Joseph’s Cathedral ini salah satu bangunan ikonik di Hanoi. Arsitekturnya dibuat dengan gereja Notre Dame Paris sebagai referensi, sehingga desainnya mirip.
Di sekitaran St. Joseph’s Cathedral ini banyak kafe-kafe asyik buat nongkrong juga.
TRAIN STREET HANOI
Di negara Asia Tenggara, jalanan sempit dengan rel kereta di tengah dan perumahan di kanan kiri adalah pemandangan umum. Tapi di Hanoi, Train Street ini jadi spot wisata. Mungkin kebanyakan turis barat yang kesana amazed ya dengan pemandangan ini?
Di kanan kiri rel kereta dipenuhi kafe-kafe untuk nongkrong. Duduk-duduk di kursi plastik sambil menghirup kopi atau bir. Kalau kereta lewat, ya harap minggir dulu. Untungnya sih kereta hanya lewat beberapa kali dalam sehari. Berikut jadwalnya:
- Senin-Jumat (weekdays): 06.00, 19.00
- Sabtu-Minggu (weekends): 09.15, 11.30, 15.20, 17.45, 18.40, 19.00
KULINER VIETNAM DI HANOI
Salah satu makanan khas Vietnam, banh mi. Ini mirip banget sandwich dengan roti model baguette yang dibelah dua.
Kios banh mi ada banyak sekali tersebar di Old Quarter. Ini salah satu pilihan makanan favoritku di Vietnam karena gampang makannya, bisa sambil jalan. Bisa disimpan juga buat perjalanan. Aku pun beli ini buat dimakan di sleeper bus nanti malam.
SLEEPER BUS TO DA NANG
Kota tujuan keduaku di Vietnam adalah Da Nang. Dari Hanoi ke Da Nang, aku pilih naik sleeper bus. Perjalanannya memang panjang, sekitar 17 jam di bus. Tapi paling murah dibanding moda transportasi lain, tiketnya sekitar Rp 250.000,- per orang one way. Aku beli via 12Go.com.
Selain bus, bisa pilih naik kereta atau pesawat. Naik kereta Hanoi – Da Nang harganya sekitar Rp 500.000,- (tergantung kelas), naik pesawat sekitar Rp 600.000,-. Search di 12Go.com, semua pilihan moda ini keluar harga dan opsinya. Kalau mau irit waktu, pilih pesawat. Kalau mau pengalaman, pilih kereta. Kalau mau murah, pilih sleeper bus.
Karena tripku nggak buru-buru dan aku bayarin fotografer juga (baca: adikku), jadi pilih moda transportasi termurah saja. Uangnya simpan buat belanja di Bangkok nanti hahaha.
Brand bus yang kupakai untuk ke Da Nang adalah Sapa Bus. Berangkat pukul 18.30, dari counternya di daerah Old Quarter juga. Aku memang sengaja cari hostel yang nggak terlalu jauh dari sini supaya tinggal jalan kaki.
Meski tertulis berangkat jam 18.30, tapi bus ini ngaret. Kami nunggu lumayan lama di counter-nya (yang sudah tutup). Agak ketakutan takut tertinggal bus, tapi akhirnya jam 19.30 ada mas-mas yang menjemput dengan motor. Yeah, you read it right. Naik motor.
Jalanan di depan counter Sapa Bus di Old Quarter (Hanoi SSB), memang kecil. Dari awal sudah bingung sih, gimana caranya bus bisa berhenti disitu? Ternyata busnya memang menunggu agak jauh dari sana. Akhirnya kami cengtri alias bonceng tiga! Aku, adikku, mas-mas, beserta 2 ransel! Nggak akan terlupa. Padahal kemarin kami sempet ngeledekin banyak orang cengtri di Hanoi, eh kami akhirnya cengtri juga! Huahahaha.
Bentuk sleeper busnya agak unik karena terdapat 2 lorong dan kursinya ada atas dan bawah. Suka banyak baca review jelek mengenai sleeper bus di Vietnam, ternyata fine aja kok. Busnya bagus, AC-nya dingin, nyetirnya juga baik-baik aja. Nggak enaknya hanya seatnya tanpa nomor, jadi asal duduk. Di busku waktu itu, kebanyakan isinya bule-bule Eropa. Dan tidak ada colokan charger. Baiknya sedia powerbank yang full karena perjalanannya panjang.
Oh, dan sebelum naik bus harus copot sepatu dan kita akan diberi plastik untuk taruh sepatu. Jadi untuk yang mau naik sleeper bus, pakai sepatu yang gampang dilepas pasang.
Hari sudah gelap, tidak lama kami pun tertidur sambil bus terus melaju menuju Da Nang. See you later, Hanoi!
ITINERARY & BUDGET DAY 1, 2, 3 IN HANOI
P.S. :
- Perhitungan di atas untuk 2 orang (2 pax)
- VND adalah hitungan dalam Dong, dan IDR untuk perkiraan dalam Rupiah (dengan asumsi 1 Vietnam Dong = Rp 0,6,-)
- Trip di atas dilakukan pada bulan Maret 2019
Okay, after I read your blog about Vietnam trip I am willing to go for having adventure in there also – 😊. Many thanks for your reference Anandary
So happy to hear that, Pugar! You will adore Vietnam! 😊
Terima kasih untuk tulisannya. Sangat informatif dan menginspirasi. Jadi pengen copy paste. GBU
Mau postingan thailandnya juga dong~
Thanks 😊
JEEENNN, AAAAAAKKK SETELAH TAIWAN LALU HANOI DAN DA NANG!
Semuanya wishlist gueee 😐
Gue udah kepoin Hanoi dan bahkan udah susun itinerary buat pura-pura traveling ke sana, meski entah kapan bisa terwujud hehe.
Tahun 2015 gue ke Siem Reap (Kamboja) dan Ho Chi Minh City, semuanya via darat termasuk Bangkok-nya. Bener kata kamu. Lalu lintas di Vietnam itu horor banget karena motornya banyaaakkk dan pada ngebut. Yangon di Myanmar malah mending karena walaupun sama-sama nggak menghormati pejalan kaki, tapi nggak ada motor hehe.
Makanan di Vetnam memang hambar dan light, Jen. Jadi nggak cuma pengalaman kamu aja kok. Udahlah, best countries di ASEAN buat makanan terenak itu adalah Indonesia, Thailand, dan Myanmar.
Baru tau sejarahnya egg coffee. Serein Coffee gue masukkan rekomendasi deh buat menikmati view jembatan itu. Di Jakarta juga banyak train street, bedanya yang di Hanoi bersih, Jen. Hehe. Kamu kenapa nggak coba sleeper train kereta aja? Iya sih agak lebih mahal, tapi pengalaman naik sleeper train Vietnam kayaknya worth to try.
Myanmar malah wishlist gue!! Dan masih mencari-cari travelmate yang mau kesana, yang bisa naik motor juga tentunya biar bisa minta bonceng hahaha. Will read your blog for reference, kalo jadi ke Myanmar (AMIN).
Wah, berarti bukan lidah gue aja ya yang ngerasa Vietnamese food itu hambar. Jadi makin penasaran sama masakan Myanmar.
Yes, sleeper train mahal! Hahaha. Udah gitu perlu transport lagi untuk ke stasiunnya, jadi naik sleeper bus deh. Tapi kalo public transportation enthusiast kayak dirimu sih sleeper train di Vietnam kayaknya worth it.
Hello. Aku mau tanya. Selama disana internetnya pake wifi atau simcard beli disana ya?
Terus ada saran gak ya buat aku. Kalo dari hanoi ke halong bay itu bisa sendiri kesna atau pake tour guide?
Hope you can reply. soalnya mau kesana mingdep tp belum beli tiket dan bingung itinnya 🙁
Aku pakai travel wifi dari JavaMifi.
Sendiri bisa kok, naik bus. Tapi kalo males ngurus sendiri, di Klook ada paket day tour ke Ha Long Bay: https://www.klook.com/activity/7448-halong-bay-day-tour-hanoi-halong-bay/?aid=2120
Wahhh seruuu banget ini mah…. Ternyata ada banyak banget tempat yang mesti dieksplore kalau ke Vietnam
Banyak bangeeet. Ini aja baru kota Hanoi. Kota lain masih banyak banget yang wajib kunjung
Hallo kak jen, rencana tahun depan mau ke hanoi gara2 blog kakak yang menginspirasi. Kira2 balik ke indonesia paling murah lewat mana ya? Karna baliknya dapet tiket 2jtan mungkin kak jen bisa menyarankan ataukah harus lewat jalur darat ke negara sebelah gitu buat terbang lewat sana atau gmn hehe maklum baru newbie
Penerbangan dari Vietnam ke Indonesia paling murah biasanya dari Ho Chi Minh City. Or you can try to fly to Bangkok first then Jakarta like I did.
nice post loh.. mau tanya soal bahasa apa ada kendala?
Nggak ada kendala terlalu berarti sih soal bahasa sepengalamanku 🙂
Halo Jen,
mau nanya pake kamera apa ya?
Ini sebagian pakai hp sebagian pakai Sony a7ii 🙂
Emang bener ini Negara yang bikin aku pengen balik lagi ke sana bareng Istri (cuman skrg lagi jamannya COVID19 T.T)
kayak belum puas aja explore di sana, padahal waktu itu sudah semingguan hehehe..
Semoga pandemi ini cepet selesai dan bisa ajak istri ke sana!!
Good Blog btw
Thank you for reading my blog, Calvin! Sama nih, kangen banget bisa traveling dengan aman sentosa tanpa was-was virus ya huhu. Amiiin, semoga pandemi ini cepat berakhir dan bisa ke Vietnam lagi sama istri ya!
Kak kenapa kok pergi ke halong bay? Disana juga kan bagus?
Belum terlalu pengen aja. Bulan depannya udah ada plan ke Labuan Bajo juga, bakal naik boat terus 😀
Hi Jennifer ,
Pls info, untuk internet HP bagaimana?
Apakah rekomendasi beli SIM card local? Atau pake internasional roaming?
Roaming aja cukup, atau beli travel SIM Card