Hari ketiga di India kami didekasikan untuk mengunjungi sang monumen cinta, the ultimate landmark of India: Taj Mahal.
Jika ada yang belum tahu mengenai Taj Mahal dan kenapa disebut monumen cinta, silakan googling. Singkat cerita, Taj Mahal ini adalah bangunan makam yang dibuat oleh Kaisar Mughal ke-5, Shah Jahan, untuk istri tercintanya Mumtaz Mahal yang meninggal saat melahirkan anak mereka yang ke-14.
Fyi, Taj Mahal ini berlokasi di kota yang bernama Agra. Kota Agra berlokasi sekitar 3-4 jam dari Jaipur maupun ibukota New Delhi jika menggunakan kendaraan pribadi.
Perjalanan kami ke Agra adalah one-day trip alias pulang-pergi dalam satu hari (dari Jaipur). Kenapa tidak menginap? Well, saat trip ke Medan bulan lalu aku bertemu dengan travel blogger asal Taiwan yang sudah ke India 5 kali. Saat aku tanya-tanya tentang India dan kota-kotanya termasuk Agra, dia sempat cerita bahwa nggak banyak yang bisa dilihat di Agra kecuali Taj Mahal. Yang menarik selain Taj Mahal, menurutnya adalah Agra Fort. Tapi Agra Fort ini katanya 11-12 alias mirip banget dengan Amber Fort di Jaipur (yang akan kami kunjungi hari terakhir). Amber Fort malah lebih bagus katanya.
Long story short, she didn’t recommend Agra and I kinda believed her. Aku sudah research, dan memang nggak ada spot wisata yang bikin aku tertarik untuk eksplor di Agra selain Taj Mahal. Jadilah kuputuskan day-trip saja dari Jaipur! Waktu kami yang terbatas lebih baik dipakai untuk eksplor kota lain. Yang penting sudah ke Taj Mahal hehe.
JAIPUR TO AGRA
Demi kenyamanan dan kemudahan day-trip dari Jaipur ke Agra, kami menyewa mobil dan supir. Biayanya INR 7200 (sekitar Rp 1.500.000). Sudah include antar jemput dari hostel, biaya tol, dan biaya parkir (belum termasuk tip dan uang makan supir). Mobilnya Toyota Altis Sedan Car (kebetulan aku dapat free upgrade mobil). Nyaman, bisa untuk 3-4 orang.
Driver-nya namanya Arjun (+91 9414371698). He’s the nicest driver! Orangnya sangat ramah dan sabar dengan kami yang bingung mau ngapain di Agra hahaha. Ternyata dia juga yang menyupiri fotografer Nicoline P. Malina selama 15 hari di India. Untuk hire mobilnya, aku melalui www.rajasthantourbycaranddriver.com
Untuk booking, cukup mengisi contact form di website-nya dengan penjelasan singkat mengenai rute yang dimau dan jumlah penumpang. Nanti mereka akan balas di-email quotation harganya. Jika setuju, kita akan diminta bayar DP 20% online payment di website-nya. Sisa 80% dibayar langsung ke driver.
Untuk jalan-jalan di India antar kota, kalau kalian bukan tipe adventurer dan punya budget lebih, aku sangat menyarankan hire mobil dan driver. Nyaman dan aman. Karena booking kereta antar kota di India, is quite a pain.
Jam 2 pagi kami sudah dijemput Arjun di hostel kami di Jaipur. Aku memang request dijemput pagi sekali supaya bisa sampai di Taj Mahal sekitar sunrise pukul 6. Semua komunikasi dan tek-tokan dengan supir melalui Whatsapp.
Kami tidur sepanjang jalan ke Agra. Pukul 5.30 kami sampai di area parkir mobil Taj Mahal, lebih cepat dari perkiraan. Keadaan masih gelap sekali dan DINGIN BANGETTTTTTT. Sekitar 10 derajat Celcius! Jujur aja, kami nggak nyangka India di bulan Januari bakal sedingin ini. Kami cuma bawa 1 jaket tipis. Buat kalian yang mau ke India bulan Januari, BAWA JAKET TEBAL YAAA. Aku ingat gigiku sampai gemeletuk pagi itu karena kedinginan.
Arjun sepertinya paham kami kedinginan sekali dan hari masih terlalu pagi dan gelap. Jadi dia mentraktir kami masala chai (teh susu India) di warung dekat situ. Haduh, bahagianya dapat minuman hangat!
TAJ MAHAL
Setelah mengumpulkan niat dan menggulung diri dengan kain saree dan jaket supaya lebih hangat, kami akhirnya keluar dari mobil menembus udara dingin Agra dan menuju gerbang masuk.
Fyi, kami masuk Taj Mahal melalui Eastern Gate. Loket tiket dibuka 1 jam sebelum sunrise. Jika kalian memilih menginap di Agra untuk ke Taj Mahal, kusarankan menginap di dekat Eastern Gate ini. Ada beberapa hotel yang hanya beberapa langkah dari loket tiket. Salah satunya bernama Sheela Hotel (yang pernah kubaca di forum backpacker). Memang dekat banget sih ke gerbang Taj Mahal, tapi fasilitasnya so-so dari yang kulihat dari foto dan review-nya.
Harga tiket Taj Mahal adalah INR 1300 (sekitar Rp 260.000) sudah termasuk INR 200 tiket masuk mausoleum. Selain tiket, diberikan juga shoe covers dan sebotol air minum.
Tips untuk yang mau masuk Taj Mahal: jangan membawa tas besar. Semua tas dan barang bawaan akan diperiksa di x-ray dan cukup habisin waktu. Tidak boleh membawa makanan atau snack. Jangan bawa benda aneh-aneh juga karena pasti akan disita. Kami cuma bawa tas selempang kecil, dan backpack kami titip di mobil.
Kami pun melangkah menuju the Taj Mahal.
Menyaksikan dengan mata kepala sendiri sesuatu yang biasa kita lihat di layar kaca atau buku itu selalu memberikan perasaan yang sama. Amazed. The monument of love Taj Mahal memang secantik itu. Warna marmer putihnya anggun sekali dibalut kabut pagi itu.
Yang bikin rasa amazed akan Taj mahal agak berkurang adalah ramainya. Kami datang di weekdays, pagi-pagi banget juga. Tetap aja nggak membuat Taj Mahal sepi pengunjung. Rasa sakralnya jadi agak berkurang.
Aku rasa, sekalipun kalian datang YANG PERTAMA banget di hari itu, kalian hanya akan punya beberapa detik untuk bisa dapat foto tanpa ‘bocor’ orang lain. Dan sejujurnya aku nggak seniat itu sih demi foto. Meski begitu aku tetap rekomen untuk datang ke Taj Mahal pagi-pagi sekali supaya bisa melihat Taj Mahal dibalut kabut. Cantik banget!
Kami membeli tiket yang sudah termasuk area mausoleum. Sayangnya, di bagian dalam mausoleum ini tidak diperbolehkan mengambil foto bagian dalam mausoleum.
Untuk mengambil foto yang bagus, aku sarankan ke bangunan berwarna merah yang terletak di sisi barat dan timur Taj Mahal. Relatif lebih sepi dibanding dari bagian depan yang selalu penuh isi turis.
Sekitar jam 9.30 kami sudah selesai berkeliling Taj Mahal dan kembali ke mobil.
AGRA FORT
Hanya beberapa menit berkendara dari Taj Mahal, kami sampai di Agra Fort.
Mempertimbangkan saran sebelumnya yang bilang Agra Fort mirip Amber Fort, akhirnya kami tidak memutuskan masuk. Tiket masuk Agra Fort INR 550 (sekitar Rp 110.000).
BACK TO JAIPUR
We tried browsing about interesting place to shop in Agra. But we got none. Kita sempat google dan nemu suatu tempat eh begitu diantar sampai sana zonk. Nggak ada pasar yang menarik untuk belanja. Aku sempat berhenti di suatu tempat belanja souvenir dan beli beberapa tas mungil khas India (yang kemudian kusesali karena di Jaisalmer lebih murah 3x lipat!) Nggak lama, sekitar pukul 12 akhirnya kami memutuskan untuk kembali aja ke Jaipur.
Di tengah perjalanan ke Jaipur, kami sempat berhenti sebentar di restoran untuk istirahat dan makan siang. Untuk restorannya oke dan sepertinya langganan foreign tourist juga karena banyak bule.
Sampai di Jaipur, aku sudah request ke Arjun minta diturunkan di Jaipur Station karena kami akan melanjutkan perjalanan naik kereta ke Jaisalmer.
NAIK SLEEPER TRAIN JAIPUR-JAISALMER
Kalau dari kemarin kami jalan asyik-asyik aja dan no drama, sekarang baru masuk part penuh dramaaaaa!
Selain Jaipur dan Agra, satu destinasi kota lain yang ingin kukunjungi yaitu Jaisalmer. Kenapa? Teracuni setelah baca blog-nya Samantha Siahaan di Jaisalmer. Aku kepincut pengen naik camel di sand dune dan suasana kota Jaisalmer yang mirip Morocco. Jaisalmer ini lokasinya sekitar 12 jam naik kereta dari Jaipur.
Kereta di India itu ribet booking-nya. Booking online kamu butuh sign up IRCTC (semacam KAI-nya India), dan butuh nomor lokal India untuk verifikasi. Sedangkan kami di India bermodal mobile wifi.
Dari jauh hari, sebenarnya aku planning beli tiket kereta via 12Go.asia . Platform tersebut paling mudah dan recommended untuk foreign tourist. Tapi berhubung tanggal trip masih jauh, aku menunda terus beli tiket kereta (takut itinerary berubah dll). Sampai aku cek sebulan sebelum trip, tiketnya SOLD OUT semua kelas. Bye! Kuputuskan go show saja lah di stasiun.
Pukul 17.00 kami tiba di stasiun Jaipur. Sampai disana kami bingung dimana harus beli tiket karena minimnya informasi di stasiun. Ditambah suasana stasiun yang ramai penuh orang. Jujur aja, stasiun Jaipur ini adalah momen paling chaos selama kami di India. Dari kemarin kami dimanjakan banget ala turis, kemana-mana naik tuktuk dan mobil, dibantu oleh driver, muter-muter tempat wisata. Eh, begitu ke stasiun baru merasakan the real backpacker life di India!
Kami memutuskan tanya security dekat situ. Eh, bahasa Inggris-nya kurang bagus. Beliau casciscus dengan bahasa Hindi dan kami pun terbengong. Untungnya ada driver tuktuk yang bantu kami dan memberitahu kalau loket tiket ada di bangunan depan sebelah kiri dekat gerbang masuk. Bukan di gedung utama.
Bangunan loket tiket ini dibagi 2 area: area lokal, dan area foreigner. Kami masuk ke area foreigner.
Fyi, kereta di India punya beberapa kelas, bergantung dari jenis kereta. Kereta yang akan kunaiki ke dari Jaipur ke Jaisalmer adalah sleeper train, isinya bukan kursi-kursi tapi semacam ‘bed’ dimana kita bisa tiduran. Kelas yang paling bagus adalah AC First Class, disusul AC 2-Tier Class, AC 3-Tier Class, dan yang paling murah adalah Sleeper Class (non AC). Aku sudah planning mau naik yang AC First Class saja biar nyaman. Supaya besok siang sampai di Jaisalmer kami sudah cukup tidur dan bisa langsung ikut sand dune tour.
Cek jadwal dan nomor kereta India bisa melalui website 12Go.asia atau search di form bawah ini:
Saat mengantri di loket, jangan lupa terlebih dulu mengisi form berisi keterangan nama, nomor kereta, dll. Ada bule yang mengantri tapi form-nya belum diisi, langsung disuruh minggir oleh petugasnya. Yang dilayani hanya yang sudah mengisi form. Begitu sampai giliran kami, petugas mengetik-ngetik komputernya, eng in eng tiket kami sold out! Kami pun diminta menunggu selama 2 jam hingga pukul 20.00 untuk waiting list.
Duduklah kami di lantai pojok area loket, sambil mengantri colokan untuk ngecharge hp kami yang mulai low batt. Colokan ada 3, tapi yang ngantri ada 5 orang. India dan Indonesia ternyata sama, fakir colokan.
Jam 19.30, petugas memanggil kami lagi dan menginfokan ada kursi buat kami! Yes! Kami keburu senang dan langsung membayar. Selesai bayar, aku baru sadar bahwa kami tadi cuma bayar INR 610 (sekitar Rp 130.000) untuk berdua. Lah?! Mana mungkin First Class harganya segitu? AC-2 Tier juga nggak mungkin. Kami cek tiket dan ternyata kami dapat SLEEPER CLASS NON AC alias kelas paling bawah. Haduuuuh! Balik ke loket untuk tanya petugas, dan ternyata memang semua kelas full dan hanya tersisa tersedia Sleeper Class tersebut untuk kami berdua.
Aku yang dari kemarin sudah bolak-balik browsing kereta India langsung pucat pasi. Sleeper Class ini biasanya dinaiki oleh penduduk kelas menengah ke bawah di India. Tanpa AC. Bed-nya 3 tingkat. Baca blog orang kebanyakan tidak recommend untuk naik kelas ini untuk perjalanan lebih dari 5 jam. Haduh! Aman nggak nih kami cewe berdua naik kereta ini?
Jadwal kereta ke Jaisalmer masih pukul 23.45. Sambil ngantuk-ngantuk dan kedinginan, kami menunggu dengan cemas campur parno bakal kayak apa 11 jam di Sleeper Class. Sempat kepikiran batal ke Jaisalmer, tapi kok sayang. Hotel disana juga sudah di-booking dan tidak bisa di-cancel.
Satu hal yang aku nggak suka dengan stasiun kereta di India adalah, siapapun bisa masuk ke area peron walau tanpa tiket. Berarti penumpang tanpa tiket bisa juga dong naik ke keretanya?! Beda dengan di Indonesia, yang harus punya tiket baru boleh masuk area peron. Dulu negara kita pernah sih kayak begini juga, untungnya KAI sudah berbenah. Dari blog orang pun kubaca, naik kereta India kita harus siap kalau ada orang yang duduki kursi kita. Tinggal kita usir secara halus. Tapi tetep males nggak sih kok harus repot ngusirin orang? Iya kalo langsung pergi, orangnya kalo kekeh gak mau cabut gimana?
Mood kami diperburuk dengan tibanya satu kereta yang isinya padat merayap! Entah kereta rute mana tapi satu gerbong penuuuh orang berdesakan. Mampus deh, gimana kalo kami kayak gitu nanti selama 11 jam? Bisa jadi sarden. Di poin ini jujur saja aku udah lemes bingung mau ngapain. Di kepalaku, worst case, kalau sampe kereta kami kayak gitu mending kami nggak jadi naik dan stay di Jaipur aja!
Jam menunjukkan pukul 23.45. Seringnya baca di blog bahwa kereta di India hobi ngaret, ternyata kereta kami datang on time! Syukurlah. Kami pun setengah berlari mencari gerbong kami sesuai nomor di karcis. Setelah masuk, penampakan isi gerbong persis foto hasil browsing sebelumnya. Kondisinya nggak bagus tapi nggak buruk juga. Untungnya musim dingin, jadi nggak gerah. Kalau di musim panas naik Sleeper Class Non AC ini sih jelas merana.
Setelah masuk dan cek karcis, ternyata bed kami berdua terpisah. Di sisi yang sama, tapi bed-ku di tingkat 3 (paling atas), bed Astrid di tingkat 1 (paling bawah). 3 bed seberang dan 1 bed tengah antara kami isinya laki-laki semua. Astrid jelas nggak berani duduk di bawah, aku pun kalo jadi dia pun nggak berani deh. Muka Astrid udah pucat, bahkan dia sempat bilang, “Duh aku mau nangis.” Aku di sisi lain juga lumayan takut, tapi harus strong juga.
Aku memutuskan, “Udah Strid kita berdua aja di atas.” Walaupun bingung juga di kasur sempit itu gimana caranya bisa tidur berdua ditambah ransel kami. Kami berdua pun manjat dan duduk di bed paling atas meninggalkan bed paling bawah dibiarkan kosong.
Saat kami duduk berdua di atas, cowok di bed seberang kami menyapa kami. Wajahnya manis dan ramah juga, kayaknya masih muda anak kuliahan. Ia bertanya apakah bed di bawah milik kami. Kami bilang iya.
“Why don’t you sit there?” tanyanya. Astrid pun menjawab, “I’m scared to sit there.” Aku diam saja karena udah capek, ngantuk, dan bingung mau ngapain.
Tiba-tiba ada bapak-bapak yang agak kumuh datang dan bicara dalam bahasa Hindi sambil menunjuk-nunjuk bed Astrid di bawah. Si cowo itu pun bilang, “When are you going to sit there? Because that man said he’ll take the bed if you don’t.”
Tuh kan! Pasti bapak-bapak ini penumpang tanpa tiket. Aku pun bilang, “Yes, that’s our bed. We’ll sit there later in a few minutes.” Bapak itu pun pergi.
Si cowo manis itu berkata lagi, “No need to be scared. It’s okay,” ujarnya beberapa kali menenangkan. Baik deh mas ini pokoknya. Astrid masih menolak karena nggak berani.
Melihat kebaikan mas ini, aku pun dapat ide. “My friend is scared to sit too far away. If you don’t mind, can we switch seat? You can take her bed below, and maybe she take your bed?” Di luar dugaan, dia menjawab, “Sure. It’s okay.”
Kami bagai mendengar lonceng surga! Mas manis ini jelas malaikat kiriman Tuhan. Dia pun pindah ke bawah, dan Astrid ‘nyeberang’ pindah duduk ke kasur milik mas manis. Huhuhu. Kami pun akhirnya duduk berseberang-seberangan di tingkat teratas. Aman sentosa.
Dear Mas Manis, terima kasih banyak ya! Menyesal lupa nanya namanya siapa.
Ternyata tidur di Sleeper Class non AC itu nyaman juga. Yang bikin kurang nyaman cuma karena dingin sekali di musim dingin ini. Tidak ada bantal, tapi untungnya kami bawa bantal leher. Aku bisa tidur nyenyak malam itu. Cuma agak terganggu suara ngorok orang. Dua kali, kondektur keliling memeriksa tiket yaitu di tengah malam dan di pagi hari. Yang tidak punya tiket diturunkan di stasiun terdekat! Sekitar jam 2 pagi aku mendengar pak kondektur marah-marah dalam bahas Hindi, sepertinya mengusir penumpang tanpa tiket.
Setelah menaiki kereta India kelas Sleeper Non AC, aku bisa bilang bahwa kelas ini nggak buruk-buruk amat (saat musim dingin ya!). Pilih bed yang paling atas supaya lebih aman dan tidak terganggu. Menghindari gampang dicolek orang atau kecolongan barang dibanding bed tengah atau bawah. Jangan lupa bawa bantal dan selimut (kalau musim dingin) atau sleeping bag. Kalau pergi bareng teman beramai-ramai naik kelas ini pasti seru sih. Banyaknya orang dalam gerbong juga cenderung bikin lebih aman. Penumpang kereta kami juga tidak ada yang ‘parah’ banget, rata-rata adalah keluarga.
Intinya keparnoan-ku naik kereta Sleeper Class Non AC di India tidak terbukti. Kami sampai di Jaisalmer dengan aman sentosa. Dan keretanya pun sampai on time! Yay!
HELLO JAISALMER!
Akhirnya kami sampai di The Golden City, Jaisalmer!
See you in the next post, India Part 3: Jaisalmer!
RESUME ITINERARY & BUDGET DAY 3:
P.S. :
- Perhitungan di atas untuk 2 orang (2 pax)
- INR adalah hitungan dalam Rupee, dan IDR untuk perkiraan dalam Rupiah (dengan asumsi 1 Rupee = Rp 200,-)
- Trip di atas dilakukan pada bulan Januari 2019
Waaaaahh…. akhirnya muncul juga nih post, padahal dari awal udah nunggu yg bagian jaisalmer
Next post Jaisalmer ya! Ini pemanasan dulu kisah mengenai susah payahnya bisa mencapai Jaisalmer hahahaha
Huwaaaaaaaa 😭 India mau sampe berapa part sih :’) kok aku gak sabar next post nyaaaa
Maunya 4 part tapi kayaknya bakal 3 part aja kalo 4 takut kebanyakan hehehe
Lagi nungguin nih cerita semua tripnya tentang India 🙂 Mau ke India udah maju mundur cantik karena banyak cerita horrornya tentang orangnya dan negaranya tapi kok makin penasaran.
Anyway kereta India nggak seburuk yang dibayangin ya? padahal kapan hari aku pernah baca blog yang dari orang Indonesia juga, penumpangnya itu duduk di kursi atas sampai menjuntai kebawah ke kepala yang duduk dibawahnya wkwkwkkw
Thank you for reading! India memang challenging untuk trip. Harus open-minded kalo kesana. Jangan lupa research sebanyak mungkin juga sebelum trip kesana, pasti enjoy kok kalo udah ngerjain ‘pe-er’ hahaha.
Kereta di India bagus kok kalo yang kelas atas. Kalo yang sleeper kayak aku naikin emang agak ‘ngeri’ hehehe
Hello fika mau ke india? Rencana kapan nih?? Ak mau ke india cmn ak cari tmn hahha. Biasanya solo traveling. Cmn di india nyaliku ciuttt hhaa
sis…dari medan yah?kemarin tuker rupee nya dimana? kok murah dapet kurs 200
hallo kak aku ingin bertanya tentang di print an evisa tertulis application must carry vaccine itu gimana ya kak maksudnya? apa kt wajib untuk melakukan vaksin sebelum ke india?
Baca lanjutannya ‘if arriving from yellow fever affected countries’. Kalo berangkat dari Indonesia ya nggak perlu bawa sertifikat vaksin, karena Indonesia kan tidak masuk list negara wabah yellow fever
hai, kak jennifer
aku ada planning mau ke India nih minggu ini. aku coba rekomendasi rent car dari kakak untuk pergi ke Agra. setelah isi form kita dihubungi atau gimana ya belom ada feedback sih dari sana. thanks.
Nanti akan dapat email quotation harganya dari mereka. Kalau beberapa hari masih tidak dibalas, coba isi lagi form-nya atau hubungi Arjun di nomor WA yang kutulis di atas ya. Bilang saja mau book mobil, tahu dari Jennifer orang Indonesia. Arjun ini masih suka WA aku kok, jadi mestinya dia fast response 🙂
Kakk lanjutin ceritanya yg part 3 donggg menunggu
Udah dipost dari lama kok part 3 dan 4, search di category India ya!
Hi kak, salam kenal. Suka baca blog kk. Oiya aku rencana ke india juga. Cuma bingung yg part dr jaipur ke jaisalmer, itu aku coba2 search train pake web 12go.asia kok train not available ya kak? Sampai yahun 2020
Itu kaka search nya jaipur to jaisalmer or jaipur ke rajashtan? Please pencerahan nya kak. Thank ❤️
Hi Lia, barusan aku coba cek bisa kok. Jaipur to Jaisalmer. Dicoba lagi yaa
Halo kak salam jalan jajan, mw tanya type colokan listrik di india seperti gimana ya?
trims
Mau tanya dong kak.. Cari tiket promo ke jaipur di mana ya? Thanks
Aku baru nemu blog ini dan emang suka baca pengalaman jalan-jalan ke India karena pasti bakal menantang banget. Tulisan mbak bawa positif vibe tentang india trus foto2nya keren banget. Semoga ku juga bisa kesana dan lihat taj mahal dan hawa mahal.
Hi, Septiana! Semoga bisa segera contreng bucket list ke India ya. India memang menantang, tapi memorable banget. Salah satu negara paling unik yang pernah aku datangi. Amin!