Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/xnjwlkqx/public_html/wp-config.php:1) in /home/xnjwlkqx/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/xnjwlkqx/public_html/wp-config.php:1) in /home/xnjwlkqx/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/xnjwlkqx/public_html/wp-config.php:1) in /home/xnjwlkqx/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/xnjwlkqx/public_html/wp-config.php:1) in /home/xnjwlkqx/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/xnjwlkqx/public_html/wp-config.php:1) in /home/xnjwlkqx/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/xnjwlkqx/public_html/wp-config.php:1) in /home/xnjwlkqx/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/xnjwlkqx/public_html/wp-config.php:1) in /home/xnjwlkqx/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/xnjwlkqx/public_html/wp-config.php:1) in /home/xnjwlkqx/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":5892,"date":"2020-03-26T05:05:19","date_gmt":"2020-03-25T22:05:19","guid":{"rendered":"https:\/\/jenniferanandary.com\/?p=5892"},"modified":"2020-03-26T05:05:44","modified_gmt":"2020-03-25T22:05:44","slug":"myanmar-part-3-mandalay-itinerary-budget","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/jenniferanandary.com\/2020\/03\/myanmar-part-3-mandalay-itinerary-budget\/","title":{"rendered":"Myanmar Part 3: Mandalay (+ Itinerary & Budget)"},"content":{"rendered":"\n

Selamat datang di kota Mandalay, kota kecil yang sibuk. Mandalay jadi kota ketiga yang ku kunjungi di Myanmar. Mandalay jadi kota yang wajib didatangi di Myanmar karena punya temple <\/em>indah seperti Mya Thein Tan Pagoda, dan masih banyak lagi!<\/p><\/blockquote>\n\n\n\n

Setelah mengunjungi Yangon kemudian Bagan, saatnya untuk mengeksplor Mandalay. Mandalay adalah sebuah kota di bagian tengah Myanmar. Suasananya lebih metropolitan dibanding Bagan, tapi tidak seramai Yangon.<\/p>\n\n\n\n

\"\"
Ready to explore the gorgeous temples of Mandalay?<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure><\/div>\n\n\n\n

DAY 5<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

BAGAN TO MANDALAY BY JJ EXPRESS BUS<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Dari Bagan menuju Mandalay, kami menggunakan bus JJ Express. Lengkapnya bisa dibaca di Myanmar Trip Part 2: Bagan<\/strong><\/a>.<\/p>\n\n\n\n

Bus turun di terminal Kywesekan Bus Station<\/strong>. Turun dari sini lumayan chaos, <\/em>karena langsung dikerubungi supir taksi, supir tuktuk, yang menawarkan diri.<\/p>\n\n\n\n

Di Mandalay tersedia Grab<\/strong>. Ada GrabTaxi, GrabBike, maupun GrabThoneBane (tuktuk)<\/strong>. Jika mau naik ini dari bus station, <\/em>kayak di Indonesia aja, lebih baik jalan agak menjauh dulu dari terminal ya. Baru order Grab-nya.<\/p>\n\n\n\n

\"\"<\/figure><\/div>\n\n\n\n

Aku order GrabThonBane, lumayan bisa buat berdua dan agak lebih murah dibanding GrabTaxi.<\/p>\n\n\n\n

\"\"
Perdana naik Grab tuktuk di Myanmar<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure><\/div>\n\n\n\n

79 LIVING HOTEL MANDALAY<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Mencari hotel di Mandalay itu cukup menyenangkan. Karena murah-murah!<\/p>\n\n\n\n

Kebanyakan hotelnya memang bukan yang mewah dan modern. Tapi bersih dan strategis, menurutku sudah cukup. Aku menginap di 79 Living Hotel.<\/strong> Saat aku menginap, per malam hanya Rp 250.000<\/strong>,- sudah termasuk breakfast. <\/em>Fasilitas kamarnya cukup lengkap. Ada AC, TV, hair dryer, <\/em>kulkas, dan air panas di kamar mandi. Dari resepsionis, bisa dibantu untuk rental motor. Lokasinya juga strategis, agak ke utara Mandalay. Dekat dengan supermarket maupun restoran.<\/p>\n\n\n\n

Breakfast-nya menurutku oke dan lengkap menunya untuk harga semurah itu. Ada nasi, lauk, sayur, bubur, sup, toast, <\/em>dan sereal.<\/p>\n\n\n\n

\"\"
79 Living Hotel Room<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure>\n\n\n\n

DAY 6<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

HOW TO GET AROUND MANDALAY<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Di Mandalay, kendaraan umum masih kurang ramah untuk turis asing. <\/strong>Pilihan paling mudah adalah naik Grab<\/strong>. Kalau mau lebih leluasa lagi, bisa sewa mobil atau motor<\/strong>. Aku sendiri pilih sewa motor. <\/p>\n\n\n\n

Rental motor di Myanmar kurang lebih sama seperti sewa motor di negara ASEAN lain. Tidak diminta SIM internasional.<\/p>\n\n\n\n

Di Myanmar, setirnya setir kanan. Jadi butuh penyesuaian dulu buat yang biasa setir kiri di Indonesia. Di Mandalay, jalanannya cukup ramai tapi pengendaranya ugal-ugalan dan nggak pakai helm! Harus ekstra hati-hati.<\/p>\n\n\n\n

Sempat isi bensin juga di Mandalay. Tiap motor biasanya ada keterangan angkanya, berarti harus diisi bensin angka tersebut. Sepertinya sih nomor oktan ya.<\/p>\n\n\n\n

\"\"
Rental motor di Mandalay dan harganya<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Isi bensin di Mandalay<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure>\n\n\n\n

SAGAING AREA<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Hari pertama eksplor Mandalay, kami ke area yang terjauh dulu yaitu Sagaing. Naik motor kesini lumayan jauh, sekitar 45 menit sampai 1 jam. Ketika sudah bukan di tengah kota, areanya berdebu sekali. Jangan lupa sedia masker jika naik motor.<\/p>\n\n\n\n

Setelah 1 jam berkendara, masuk area Sagaing kami disambut dengan pemandangan jembatan dengan latar yang indah. Perbukitan dengan banyak pagoda-pagoda tersebar di atasnya. Suasananya kayak di Hong Kong atau di China, jembatannya megah dan besar.<\/p>\n\n\n\n

\"\"
Jembatan menuju Sagaing<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure>\n\n\n\n

<\/p>\n\n\n\n

\"\"
Dari jauh terlihat pagoda-pagoda warna putih<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Masuk ke area Sagaing, mulai banyak biksu<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure>\n\n\n\n

SITAGU INTERNATIONAL BUDDHIST ACADEMY<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Di Sitagu, ada sebuah akademi Buddhist yang cantik sekali temple-<\/em>nya. Penuh warna, namanya Sitagu International Buddhist Academy<\/strong>. Tempat ini masih belum terlalu populer di antara turis, saat aku kesini kosong sekali. Cuma ada 2-3 pengunjung lain. Masuknya gratis.<\/strong><\/p>\n\n\n\n

\"\"
Entrance<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Salah satu temple <\/em>favoritku di Mandalay<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Ada foto biksu disana saat berkunjung di Candi Mendut!<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Ada foto candi di Bali juga<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\nhttps:\/\/www.instagram.com\/p\/B7x6b4IDtj_\/\n<\/div><\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure><\/div>\n\n\n\n

U MIN THONZE PAGODA<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Tidak jauh dari Sitagu Academy, ada pagoda cantik lain yaitu U Min Thonze Pagoda.<\/p>\n\n\n\n

Pagoda ini ukurannya lebih kecil, tapi cantik juga dengan warna birunya. Lokasinya di atas bukit, sehingga memiliki pemandangan dari atas kota Mandalay.<\/p>\n\n\n\n

\"\"
U Min Thonze entrance<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
U Min Thonze Pagoda<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Intricate details with blue-gold combo<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Bagian dalamnya tidak kalah colorful<\/em><\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Di arah pintu keluar banyak toko souvenir<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\nhttps:\/\/www.instagram.com\/p\/B70bKqHjsPD\/\n<\/div><\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure>\n\n\n\n

DAY 7<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

TO MINGUN AREA<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Hari ke-7, kami akan explore Mingun area. Untuk ke Mingun dari tengah kota Mandalay, harus menyeberangi sungai dengan ferry dari Mingun Jetty.<\/strong> Dari hotel kami, ke Mingun Jetty hanya sekitar 10 menit dengan motor.<\/p>\n\n\n\n

Keberangkatan dari Mingun Jetty di jam 9 pagi. Dari hasil aku browsing, keberangkatan hanya ada jam segitu. Jadi jangan sampai terlambat. Tiketnya 10.000 Kyat per orang PP.<\/p>\n\n\n\n

Perjalanan di ferry sekitar 45 menit. Nyebelinnya, berangkatnya nggak on time. <\/em>Baru berangkat sekitar pukul 09.45-an. Padahal boat <\/em>pulang jam 1 siang, bikin waktu eksplornya jadi lebih mepet.<\/p>\n\n\n\n

\"\"
Mingun Jetty<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Loket tiket ferry di Mingun Jetty<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Antrian tiket<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Tiketnya 10.000 Kyat per orang, sudah pulang-pergi<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Antri masuk ferry<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n

Setelah mendarat, perlu berjalan kaki dulu sekitar 800 meter ke pagoda-pagoda yang ada. Bisa naik tuktuk<\/em> juga kalau malas jalan. <\/p>\n\n\n\n

Di tengah jalan akan ada loket tiket masuk area Mingun. Biayanya 5000 Kyat per orang. Dari loket ini, untuk ke temple <\/em>tujuan hanya berjalan kaki saja dekat sekali kok. Setelah bayar ini, masuk ke temple <\/em>nya gratis.<\/p>\n\n\n\n

\"\"<\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Banyak toko souvenir di kanan kiri. Lukisannya cantik ya!<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Elephant statue from the back<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure>\n\n\n\n

MYA THEIN TAN (HSINBYUME) PAGODA<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Arguably the most beautiful temple in Myanmar.<\/em> Sekilas mengingatkan akan White Temple Chiang Rai di Thailand karena serba putih, tapi dari bentuknya jelas berbeda sekali.<\/p>\n\n\n\n

\"\"
Hsinbyume Pagoda<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n

Namanya Mya Thein Than Pagoda<\/strong> atau juga dikenal dengan nama Hsinbyume Pagoda<\/strong>. Nggak boleh dilewatkan kalau kamu ke Mandalay.<\/p>\n\n\n\n

\nhttps:\/\/www.instagram.com\/p\/B7qIUAXjP5r\/\n<\/div><\/figure>\n\n\n\n

Karena aku kesana bareng turis lain dengan boat, <\/em>jadi cukup ramai. Harus agak sabar kalau mau foto tanpa ‘bocor’. Kalau naik kendaraan pribadi kesini, mungkin sekitar jam 9 pagi bakal lebih leluasa kalau mau foto-foto dan eksplor.<\/p>\n\n\n\n

Di Hsinbyume Pagoda ini aku juga menemukan praktek ‘calo’ foto. Apa tuh? Warga lokal yang bakal menawarkan diri untuk bantuin kamu cari spot bagus dan fotoin kamu disitu. Buat yang bingung cari spot atau solo traveler, <\/em>jasa ini membantu banget ya. Tapi pada prakteknya, lumayan nyebelin sih buat orang lain. Biasanya ‘calo’ foto ini berkelompok, dan biasanya ‘menguasai’ satu spot yang bagus. Kamu kudu ngantre lama deh nungguin mereka selesai foto. Dan kadang diselak juga antrianmu! Kesel kan? Apalagi saat aku datang kemarin lagi jam ramai turis.<\/p>\n\n\n\n

Btw, praktek ‘calo’ foto gini sebenarnya sering juga ku lihat di beberapa tempat wisata Indonesia. Dan biasanya galak-galak juga untuk ngusirin turis lain yang biar nggak ‘bocor’ foto klien mereka.<\/p>\n\n\n\n

\"\"<\/figure><\/div>\n\n\n\n
\"\"<\/figure><\/div>\n\n\n\n
\nhttps:\/\/www.instagram.com\/p\/B8JCYNSjHk0\/\n<\/div><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Banyak kios souvenir di depan Hsinbyume Pagoda<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure><\/div>\n\n\n\n

PATHODAWGYI PAGODA<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Salah satu temple <\/em>terunik yang pernah ku datangi, Pathodawgyi Pagoda<\/strong>. Soalnya ini temple <\/em>yang belum jadi hehehe. Bongkahan batu dengan beberapa pintu di kanan kirinya.<\/p>\n\n\n\n

\"\"<\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure>\n\n\n\n

Dari Pathodawgyi<\/strong> Pagoda<\/strong>, kami jalan kaki lagi ke tempat ferry<\/em> untuk bergegas kembali ke Mingun Jetty. Di jadwal boat berangkat pukul 13.00. Tapi lagi-lagi ngaret, baru berangkat sekitar jam 13.45. <\/p>\n\n\n\n

\"\"<\/figure><\/div>\n\n\n\n

MANDALAY HILL<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Setelah eksplor area Mingun, kami menuju ke Mandalay Hill<\/strong>. Lokasinya menanjak di bukit. Beberapa orang memilih untuk naik tangga ke atas, tapi dijamin capek banget. Kalo mau sekalian olahraga boleh lah, tapi pilihan lainnya adalah naik mobil atau motor pribadi.<\/p>\n\n\n\n

Menurutku ini salah satu must visit spot <\/em>di Mandalay. Mandalay Hill sangat cantik dengan ornamen mozaik menyelimuti permukaan bangunan.<\/p>\n\n\n\n

\"\"
Naik eskalator dulu untuk ke atas<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Pemandangan dari Mandalay Hills<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure><\/div>\n\n\n\n

GROCERY SHOPPING @ AEON SUPERMARKET<\/h4>\n\n\n\n

Di dekat hotel ada supermarket AEON. Kami rajin belanja snack <\/em>dan makanan disana. Beberapa kali nemu produk Indonesia juga.<\/p>\n\n\n\n

\"\"
Mie Sedaap Supreme<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Snack Better. Ada Raditya Dika-nya segala<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure>\n\n\n\n

DAY 8<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

BUS TO AIRPORT<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Airport internasional Mandalay lokasinya cukup jauh. Naik Grabcar dari hotel sekitar 25.000 Kyat. Untuk transport termurah adalah naik bus Shwe Nan San<\/strong>. Beruntung kami nemu kios bus ini sederetan dari hotel kami menginap. Sehari sebelumnya kami langsung booking <\/em>tiket sesuai jam yang dimau. Nanti akan dijemput langsung di hotel. Asyik kan? Kebetulan uang kyat kami udah menipis dan males kalau harus tukar mata uang lagi. Bus airport ini, tiketnya 4000 Kyat per orang (sekitar Rp 40.000,-).<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Daripada bus sebenarnya lebih cocok disebut travel <\/em>kali ya. Karena yang datang adalah mini bus. Mobilnya cukup tua. Siap-siap terlonjak-lonjak karena jalanan ke airport <\/em>itu banyak banget banget speed trap<\/em>-nya.<\/p>\n\n\n\n

\"\"
Kios Shwe Nan San di dekat hotel<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Bus airport Shwe Nan San<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Interior mini bus<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Sempat mampir terminal bus Kywesekan juga untuk turunin penumpang<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"<\/figure><\/div>\n\n\n\n

MANDALAY INTERNATIONAL AIRPORT<\/strong><\/h4>\n\n\n\n
\"\"
Counter Shwe Nan San di airport. Berarti bisa naik ini untuk dari airport ke kota juga<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n
\"\"
Ready to go to Bangkok! Hanya bawa ransel untuk trip Myanmar ini<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n

Selesai sudah petualangan kami di Myanmar! Masih banyak spot lain yang tidak sempat kami kunjungi di Mandalay. Jujur, udah lumayan capek dan agak overwhelmed <\/em>ke temple <\/em>terus hahaha.<\/p>\n\n\n\n

Nggak nyangka, bahkan self-proclaimed temple hopper <\/em>kayak aku pun bisa bosen karena seminggu lebih ke temple <\/em>mulu! Tapi benar deh, Myanmar punya temple <\/em>tercantik yang pernah ku kunjungi. It’s A MUST VISIT FOR YOU TEMPLE HOPPERS!<\/em><\/p>\n\n\n\n

\"\"<\/figure>\n\n\n\n

RESUME ITINERARY & BUDGET DAY 6, 7, 8:<\/strong><\/h4>\n\n\n\n
\"\"<\/figure><\/div>\n\n\n\n
  1. Perhitungan di atas untuk 2 orang (2 pax)<\/strong><\/li>
  2. MMK adalah hitungan dalam Myanmar Kyatt, dan IDR untuk perkiraan dalam Rupiah (dengan asumsi 1 MMK = IDR 10)<\/strong><\/li>
  3. Trip di atas dilakukan pada bulan Januari 2020<\/strong><\/li>
  4. Belum mencakup budget belanja, makan, dan jajan-jajan sampingan<\/strong><\/li><\/ol>\n\n\n\n
    \"\"<\/figure><\/div>\n\n\n\n

    <\/p>\n\n\n\n

    <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

    Selamat datang di kota Mandalay, kota kecil yang sibuk. Mandalay jadi kota ketiga yang ku kunjungi di Myanmar. Mandalay jadi kota yang wajib didatangi di Myanmar karena punya temple indah seperti Mya Thein Tan Pagoda,…<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":5904,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"_monsterinsights_sitenote_active":false,"_monsterinsights_sitenote_note":"","_monsterinsights_sitenote_category":0,"_jetpack_newsletter_access":"","_jetpack_dont_email_post_to_subs":false,"_jetpack_newsletter_tier_id":0,"_jetpack_memberships_contains_paywalled_content":false,"_jetpack_memberships_contains_paid_content":false,"footnotes":""},"categories":[147,4],"tags":[99,49,152,148],"jetpack_sharing_enabled":true,"jetpack_featured_media_url":"https:\/\/i0.wp.com\/jenniferanandary.com\/wp-content\/uploads\/2020\/03\/DSC01706.jpg?fit=1200%2C800&ssl=1","jetpack_shortlink":"https:\/\/wp.me\/p8TGz5-1x2","_links":{"self":[{"href":"https:\/\/jenniferanandary.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/5892"}],"collection":[{"href":"https:\/\/jenniferanandary.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/jenniferanandary.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/jenniferanandary.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/jenniferanandary.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=5892"}],"version-history":[{"count":4,"href":"https:\/\/jenniferanandary.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/5892\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":5982,"href":"https:\/\/jenniferanandary.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/5892\/revisions\/5982"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/jenniferanandary.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/5904"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/jenniferanandary.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=5892"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/jenniferanandary.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=5892"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/jenniferanandary.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=5892"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}